MAKALAH
Teknik
Pembelajaran Terhadap Siswa
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan SD
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini yang berjudul "Teknik Pembelajaran Siswa" tepat
pada waktunya. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Landasan
Pmdidikan Sekolah Dasar.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini
terdapat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat
dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para mahasiswa dalam menerapakam teori pendidikan.
Samarinda, 04
Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan............................................................................................ 2
1.4 Manfaat
Penulisan.......................................................................................... 2
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pendidikan................................................................................... 3
2.2
Teori Pendidikan............................................................................................ 4
2.2.1 Pendekatan dalam Teori Pendidikan................................................... 6
2.2.2
Teori dalam Teori Pembelajaran.......................................................... 7
2.3 Hakikat
Pembelajaran.................................................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kendala bagi Siswa dalam Menerima
Materi yang Diajarkan Guru.............. 11
3.1.1
Faktor Intern......................................................................................... 11
3.1.2
Faktor Ekstern...................................................................................... 16
3.2
Menyelesaikan Masalah dalam Pembelajaran Terhadap Siswa...................... 18
3.3 Mengembangkan teknik pembelajaran
terhadap siswa.................................. 21
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan.................................................................................................... 24
4.2
Saran.............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan
sekunder bagi umat manusia Dalam hal ini pendidikan diperlukan untuk membangun
sumber daya manusia yang berakhlak mulia dan berwawasan luas. Ada banyak hal yang masih harus dibenahi dari
kondisi pendidikan yang ada saat ini, mulai dari masalah birokrasi pendidikan
yang masih tumpang tindih dan masalah internal pendidikan itu sendiri, yakni
pada proses kegiatan belajar mengajar yang masih harus diperbaiki metode dan
sistemnya.
Oleh karena itu, kita harus
memikirkan masalah pendidikan ini dengan sebaik-sebaiknya. Mengingat pendidikan
adalah investasi masa depan bangsa dimana anak bangsa dididik agar bisa
meneruskan gerak langkah kehidupan bangsa yang lebih maju dan berpendididkan
serta bermoral. Dengan kata lain pendidikan untuk seorang anak sangatlah
penting demi kehidupan mereka dan bangsa kelak.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat,antara
lain :
1.2.1
Apa saja kendala bagi siswa dalam menerima materi yang diajarkan guru ?
1.2.3 Bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran terhadap siswa?
1.2.3
Bagaimana cara mengembangkan teknik pembelajaran terhadap siswa ?
1.3
Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah mengenai pentingnya pandangan hidup bagi anak usia dini ini
mempunyai
tujuan antar lain :
1.3.1
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Sekolah Dasar
1.3.2 Memberi
pengetahuan dasar kepada para mahasiswa mengenai teknik pembelajaran terhadap
siswa
1.3.3 Memberikan
pandangan pada mahasiswa IKIP sebagai calon guru dalam menerapkan teknik
pembelajaran terhadap siswa
1.4
Manfaat Makalah
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1
Sebagai referensi tambahan dalam pembelajaran
1.4.2
Sebagai pembanding dalam penyusunan makalah selanjutnya
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian Pendidikan
2.1.1
Menurut Theodore Brameld
Pendidikan
adalah lembaga utama yang membina kelanjutan yang dinamis dari kebudayaan, dan ciptaan
manusia umumnya. Pendidikan akan memantapkan pewarisan pengalaman sosial dan dalam pengertian ini, selalu
mencerminkan pewarisan pola itu. Tetapi juga pendidikan memungkinkan suatu
proses pembaharuan yang besar ataupun sederhana, sebagai kumpulan daya
penyesuaian kembali kepada garis perkembangan kebudayaan yang tanpa itu semua
maka akan terjadi ketidakmantapan dan
kemerosotan yang akhirnya mengakibatkan kekacauan dan kehancuran. (2 : 388 )
2.1.2
Menurut John Dewyer
Makna pendidikan yang sesungguhnya , ialah suatu
usaha yang membina pengertian yang bulat bagi manusia tentang dunia dan
masyarakat hidupnya, tentang arah tujuannya, dan bagaimana kedudukan serta
tanggung jawabnya (peranannya) di dalam masyarakat.(5 : 90 )
2.1.3 Menurut Ki Hajar Dewantara
(Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959)
Pendidikan
umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan
batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
2.1.4 Menurut Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab
yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah)
Pendidikan
ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua
indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk
mencapai peradaban yang tinggi.
Dari definisi diatas,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi karena
pentingnya peran pendidikan dalam mengangkat harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lain.
2.2
Teori Pendidikan
Perbuatan mendidik
bukan suatu perbuatan yang serampangan melainkan suatu perbuatan yang harus
betul-betul didasari, dan disadari dalam rangka membimbing manusia pada suatu
tujuan yang akan dicapai, oleh karena itu kita harus mempelajari tentang teori
pendidikan. Walaupun kita telah memahami berbagai teori pendidikan, namun kita
tidak boleh beranggapan bahwa kita telah memiliki resep untuk menjalankan tugas
dalam pendidikan. Karena dalam pendidikan tidak dikenal suatu resep yang pasti,
yang utama dalam pendidikan adalah kreatifitas dan kepribadian pendidik.
Dalam ini Prof. Sikun
Pribadi (1980) mengemukakan:
Itulah sebabnya mengapa
suatu upaya pendidikan tidak dapat dan tidak boleh dikemukakan dalam bentuk
resep atau aturan yang tetap untuk dijalankan. Yang penting bukan resepnya,
melainkan kepribadian dan kreativitas pendidik sendiri. Pendidik (walaupun
harus didukung oleh ilmu pendidikan atau pedagogik) dalam pelaksanaanya, lebih
merupakan seni daripada teori.
Setiap
tindakan dalam pendidikan tidak akan dengan sendirinya dapat menerapkan teori
yang ada, walaupun telah diuji dan berhasil dipraktikan ditempat/negeri lain.
Dalam pelaksanaan pendidikan, kita harus memperhatikan si terdidik sebagai
manusia unik dengan segala aspek kepribadianya, memperhatikan kepribadian
pendidik, memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan,
G.F. Kneller (1971 : 41)
mengemukakan pengertian teori sebagai berikut:
The word theory has two central meaning. It canaa refer to hypothesis
or set of hypothesis that have been verified by observation or expriment, as in
the case of yhe theory gravitation. It can be a general synonym for systematic
thinking or a set of coherent thought.
Menurut
Kneller teori memiliki dua pengertian, pertama, bahwa teori itu empiris, dalam
arti sebagai suatu hasil pengujian terhadap hipotesis dengan melalui observasi
dan eksperimen. Cara berpikir yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode
induktif. Maka teori di sini sama dengan makna teori dalam sains. Seorang guru
tidak boleh dikacaukan oleh isu-isu yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.
Kedua, teori ini dapat diperoleh melalui berpikir sistematis spekulatif, dengan
metode deduktif. Dalam hal ini, kneller mengemukakan bahwa teori merupakan
seperangkat berpikir koheren, yang sesuai dnegan teori koherensi tentang
kebenaran.
2.2.1 Pendekatan dalam
Teori Pendidikan
1. Pendekatan sains
Pendekatan sains
terhadap pendidikan, yaitu suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk
mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah-masalah pendidiakn. Henderson (1959)
mengemukakan bahwa sains pendidikan pada dasarnya ingin menyumbangkan
pengetahuan yang diperoleh melalui eksperimen, analisis, pengukuran,
perhitungan, klasifikasi, dan perbandingan.
2. Pendekatan Filosofis
Pendekatan filosofis terhadap pendidikan
adalah suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pengetahuan atau teori
pendidikan yang dihasilkan dengan pendekatan filosofi disebut filsafat
pendidikan. Menurut Hedereson (1959) filsafat pendidikan adalah filsafat yang
diterapkan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan.
3. Pendekatan Religi
Pendekatan religi
terhadap pendidikan, berarti bahwa suatu ajaran religi dijadikan sumber
inspirasi untuk menyusun teori atau konsep-konsep pendidikan yang dapat
dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan. Ajaran religi yang berisikan
kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam
mennetukan tujutan pendidikan, materi pendidikan, metode, bahkan sampai pada
jenis-jenis pendidikan.
4. Pendekatan
Multidisiplin
Untuk menghasilkan
suatu konsep yang komprehensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan
tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau disiplin saja,
karena pendidikan yang memiliki lapangan yang sangat luas itu menyangkut semua
pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan . jadi pendekatan yang
perlu kita lakukan adalah pendekatan yang menyeluruh, pendekatan multidisiplin
yang terpadu.
2.2.2
Teori dalam Teori Pembelajaran
1.
Teori Behavioris
Teori behavioris yang diperkenalkan oleh Ivan Pavlov
dan dikembangkan oleh Thorndike dan Skinner, berpendapat
bahwa pembelajaran adalah berkaitan
dengan perubahan tingkah laku. Teori pembelajaran mereka kebanyakannya
dihasilkan dengan. Mereka menumpukan ujian kepada perhubungan antara
‘rangsangan’ dan ‘gerak balas’ yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Ujian
ini bisa bersifat sebagai suatu usaha yang dapat merubah tingkah laku orang
agar bisa lebih baik. Maka perubahan inilah yang di sebut pembelajaran. Secara
umumnya memang teori behavioris menyatakan bahwa pengajaran dan pembelajaran
akan mempengaruhi segala perbuatan atau tingkah laku pelajar sama ada baik atau
sebaliknya. Teori ini juga menjelaskan bahwa tingkah laku pelajar dapat
diperhatikan dan diprediksi apakah mengarah ke hal positif atau negative.
2. Teori Kognitif
Teori kognitif berpendapat bahwa
pembelajaran ialah suatu proses pendalaman yang berlaku dalam akal pikiran, dan
tidak dapat diperhatikan secara langsung dengan tingkah laku. Ahli-ahli
psikologi kognitif seperti Bruner dan Piaget menjelaskan kajian kepada berbagai
jenis pembelajaran dalam proses penyelesaian masalah dan akal berdasarkan
berbagai peringkat umur dan kecerdasan pelajar. Teori-teori pembelajaran mereka
adalah bertumpu kepada cara pembelajaran seperti pemikiran cerdik, urgensi
penyelesaian masalah, penemuan dan pengkategorian. Menurut teori ini, manusia
memiliki struktur kognitif, dan semasa proses pembelajaran, otak akan menyusun
segala pernyataan di dalam ingatan.
3. Teori Sosial
Teori sosial
pula menyarankan teori pembelajaran dengan menggabungkan teori behavioris
bersama dengan kognitif. Teori ini juga dikenal sebagai Teori Perlakuan Model. Albert
Bandura, seorang tokoh teori sosial ini menyatakan bahwa proses pembelajaran
akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan
‘permodelan’. Beliau menjelaskan lagi, bahwa aspek pemerhatian pelajar
terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga aspek
peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang menarik kepada kepahaman
pelajar. Sehingga dalam pembelajaran perlu ada obyek belajar sehingga seorang
guru dapat mempraktekkan materinya untuk lebih dipahami siswa dengan obyek
tadi.
2.3 Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Teori - teori pembelajaran
antara lain mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik
di sekolah, mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah, pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan
untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik, pembelajaran adalah upaya
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik,
pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi masyarakat
sehari-hari
Ciri
- ciri pembelajaran terdiri dari rencana, kesalingtergantungan, dan tujuan. Unsur-unsur
pembelajaran yakni unsur dinamis pembelajaran pada diri guru antara lain
motivasi membelajarkan siswa, kondisi guru siap membelajarkan siswa ;
unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar antara lain motivasi
belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan subjek
belajar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kendala bagi Siswa dalam Menerima Materi yang
Diajarkan Guru
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ”
Apa saja kendala bagi siswa dalam menerima materi yang diajarkan guru?” maka
jawabannya adalah sebagai berikut :
Kendala
– kendala tersebut muncul karena adanya 2 faktor ,yaitu faktor dari intern dan
ekstern. Penjelasannya adalah sebagai
berikut :
3.1.1 Faktor Intern
Dalam
interaksi belajar – mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh
siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivitas
psikis berkenaan dengan bahan belajar.
Proses
belajar adalah hal yang kompleks. Siswa lah yang menentukan terjadi atau tidak
terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi maslah-masalah secara
intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat
belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami dan hayati oleh siswa yang
berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut :
1.
Sikap terhadap Belajar
Dalam
berbagai literatur kita menemukan bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang
untuk berbuat. Sikap sesungguhnya
berbeda dengan perbuatan , karena perbuatan merupakan implementasi atau wujud
nyata dari sikap. Namun demikian sikap seseorang siswa merasa tertarik untuk
mempelajari suatu mata pelajaran tertentu.
Selain
itu sikap juga bisa diartikan sebagai kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatu,yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang
sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan.
Siswa memperoleh kesempatan belajar. Meskipun demikian, siswa dapat menerima,
menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. Sebagai ilustrasi,
seorang siswa yang tidak lulus ujian matematika menolak ikut ulangan di kelas
lain. Siswa tersebut bersikap menolak ikut ulangan di kelas lain. Sikap menerima,
menolak, atau mengabaikan suatu kesempatan belajar merupakan urusan pribadi
siswa. Akibat penerimaan, penolakan , atau pengabaian atas kesepatan belajar
tersebut akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian.
2.
Motivasi Belajar
Motivasi
belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar dan
mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar
dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar
akan nampak melalui kesunguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara
lain nampak melaui keaktifan bertanya,mengemukakan pendapat, menyimpulkan
pelajaran, mencatat,membuat resume, mempraktekan sesuatu,mengerjakan
latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
3.
Konsentrasi Belajar
Konsentrasi
belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang seringkali tidak begitu
mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar.
Hal ini disebabkan kadang-kadang apa yang terlihat melalui aktivitas seseorang
belum tentu sejalan dengan apa yang sesungguhnya sedang individu tersebut
lakukan.
Selain
itu konsentrasi belajar jga umerupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya
4.
Mengolah Bahan Belajar
Mengolah
bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berfikir seseorang untuk mengolah
informasi-informasi yang diterima sehingga menjadi bermakna. Hal tersebut
merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemeolehan ajaran
sehingga menjadi bagi siswa.
Isi
bahan belajar berupa pengeahuan,nilai kesusilaan, nilai agama, nilai
kesenian,serta keterampilan mental dan jasmani. Cara pemerolehan ajaran berupa
cara-cara belajar sesuatu,seperti bagaimana menggunakan kamus,daftr logaritma
atau rumus matematika. Kemampuan menekembrima isi dan cara pemerolehan tersebut
dapat dikembangkan dengan belajar berbagai mata pelajaran. Kemampuan siswa
mengolah bahan tersebut menjadi makin baik, bila siswa berpeluang aktif
belajar.
5.Rasa
Percaya Diri
Rasa
percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis seeorang yag berpengaruh
terhadap aktifitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran . rasa percaya
diri pada umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat dalam
suatu aktifitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil
yang diinginkannya. Dari dimensi perkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh
dengan sehat bilamana ada penakuan dari lingkungan. Itu sebabnya maka di dalam
proses pendidikan dan pembelajaran,baik di lingkungan rumah tangga maupun sekolah,
hendaknya orang tua dan guru dapat menerapkan prinsip-prinsip pedagodis secara
tepat terhadap anak didik. Mendidik dengan memberikan penghargaan dan pujian
jauh lebih baik daripada mendidik dengan cara mencemooh dan mencela.
6.Kebiasaan
Belajar
Dalam
kegiatan sehari-hari ditemukan adnya kebiasaan belajar yang kurang baik
kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa
1. Belajar
pada akhir semester
2. Belajar
tidak teratur
3. Menyia-nyiakan
kesempatan belajar
4. Bersekolah
hanya untuk bergengsi
5. Datang
terlambat bergaya pemimpin
6. Bergaya
jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain
7. Bergaya
minta “belas kasihan” tanpa belajar
Kebiasaan-kebiasaan
buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar, kota kecil
dan di pelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar tersebut disebabkan
oleh ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat
diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri. Sesuatu pepatah “
barakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” dan berbagai petunjuk tokoh
teladan,dapat menyadarkan siswa tentang pentingnya belajar. pemberian penguat
dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan
membangkitkan harga diri siswa.
7.
Intelegensi dan Keberhasilan Belajar
Menurut
Wechler (Monks & Knoers, Siti Rahayu Haditono) intelegensi adalah suatu
kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara
terarah,berpikir secara baik,dan begaul dengan lingkungan secar efisien.
Kecakapan tersebut menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar
atau kehidupan sehari-hari.
8.
Cita-Cita Siswa
Cita-
cita merupakan motivasi intrinsik. Tetapi ada kalanya “gambaran yang jelas”
tentang tokoh teladan bagi siswa belum ada. Akibatnya, siswa hanya berprilaku
ikut-ikutan. Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu pendidikan. Didikan
memiliki cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Di sekolah menegah
didikan pemilikan dan pencapaian cita-cita sudah semakin terarah. Cita-cita
merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa.
Didikan
pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan
berprestasi,dimulai dari hal yang sederhana ke yang semakin sulit. Dan dengan
mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemapuan berprestasi, maka siswa
diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.
3.1.2 Faktor Ekstern
Keberhasilan
belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga turut
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala faktor
yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadapp aktivitas dan
hasil belajar yang dicapai siswa. Yang termasuk faktor eksternal adalah :
1.
Guru sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru
adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai
dengan keahliannya,tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya.
Sebagai pendidik,ia memusatkan perhatian kepada perhatian pada kepribadian
siswa, khususnya berrkenaan dengan kebangkitan belajar. kebangkitan belajar
tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru yang pengajar, ia
bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.
2.Prasarana
dan Sarana Pembelajaran
Lengkapnya
prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi yang tidak menentukan
jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik. Oleh itu peranan guru dalam
menggunakan prasarana dan sarana yang ada harus lebih baik.
3.Kebijakan
Penilaian
Proses
belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa.sebagai suaatu hasil maka
dengan unjuk kerja tersebut,proses belajar berhenti untuk sementara. Dan
terjadilah penilaian.dengan penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai
sesuatu dipandang berharga,bermutu atau bernilai.
4.Lingkungan
Sosial Siswa Disekolah
Siswa-siswa
di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan,yang di kenal sebagai
lingkungan sosial siswa.dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya
kedudukan dan peranan tertentu.
5.Kurikulum
sekolah
Program
pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum.Kurikulum yang
diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang di sah kan oleh
pemerintah.Kurikulum tersebut di susun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat.
3.2
Cara Menyelesaikan Masalah dalam
Pembelajaran Terhadap Siswa
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi
”Bagaimana Menyelesaikan Masalah
dalam Pembelajaran Terhadap Siswa?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :
Agar
bimbingan belajar dapat lebih terarah dalam upaya membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut :
1.
identifikasi
Adalah
suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan
belajar, yaitu mencari infomasi tentang siswa dengan melakukan kegiatan berikut
:
1.
Data dokumen hasil belajar siswa
2.
Menganalisis peresensi siswa di dalam kelas
3.
Mengadakan wawancara dengan siswa
4.
Menyebar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar
5.
Tes untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang
sedang dihadapi.
2.
Diagnosis
Adalah
keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa yang
mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami. Diagnosis ini
dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
1.Keputusan
mengenai jenis kesulitan belajar siswa
2.Keputusan
mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar.
3.Keputasan
mengenai jenis pelajaran apa yang mengalami kesuliatan
Belajar
Kegiatan
disgnosis dapat dilakukan dengan cara :
a) Membandingkan
nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran denagn rata-rat nilai
seluruh individu
b) Membandingkan
prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut.
c) Membandingkan
nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang diharapkan.
3.
Prognosis
Prognosis
merujuk kepada aktifitas penyusunan rencana atau progam yang diharapakan dapat
membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. Prognosis ini dapat berupa
:
1. Bentuk
treatment yang harus diberikan
2. Bahan
atau meteri yang diperlukan
3. Metode
yang akan digunakan
4. Alat
bantu belajar mengajar yang diperlukan
5. Waktu
kegiatan dilakanakan
4. Terapi atau Pemberian Bantuan
Terapi
disini adalah pemberian bantuan kepada anak yang megalami kesulitan belajar
sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk terapi
yang dapat diberikan antara lain melalui :
1. Bimbingan
belajar kelompok
2. Bimbingan
belajar individual
3. Pengajar
remedial
4. Pemberian
bimbingan pribadi
5. Alih
tangan kasus
5. Tindak lanjut atau
follow up
Tindak
lanjut atau follow up adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang
telah diberikan kepada siswa dan tindak lanjutannya yang didasari hasil
evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan Dalam upaya pemberian bimbingan.
3.3 Cara mengembangkan teknik
pembelajaran terhadap siswa
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi
”Bagaimana cara mengembangkan teknik pembelajaran terhadap siswa ?” maka
jawabannya adalah sebagai berikut :
Dalam
pendidikan diperlukan pengembangan teknik pembelajaran. Hal ini dikarenakan
pentingnya pendidikan dalam kehidupan masa depan sebuah bangsa. Yang dapat
dilakukan seorang guru dalam mengembangkan teknik pembelajaran, diantaranya:
1. Pendekatan CBSA dalam
Pembelajaran
Cara Belajar Siswa Aktif sangat
perlu dilakukan olehh pendidik kepada anak didiknya dalam proses pembelajaran
yang menitik beratkan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan
emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan matra kognitif,
afektif, dan psikomotor yang merupakan inti dari kegiatan belajar.
2. Tanya Jawab dalam Proses Belajar Mengajar
Tanya jawab dalam proses belajar
mengajar memegang peranan penting sebab dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajarv
mengajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap masalah yang sedang
dibicarakan,menuntun proses berpikir siswa,serta memusatkan perhatian murid
terhadap masalah yang sedang dibahas.
3. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Di akhir proses pembelajaran
haruslah diadakan evaluasi atau penilaian untuk mengukur bagaimana kemajuan
siswa dikelas, pembinaan kegiatan belajar, menetapkan kemampuan dan kesulitan,
mendorong motivasi belajar siswa, membantu perkembangan tingkah laku dan
membimbing. Selain itu, evaluasi merupakan upaya memeriksa sejauh mana siswa
mencapai tujuan pendidikan dan memenuhi syarat validitas, reliabilitas,
objektivitas, efisien dan praktis dari pendidik.
Sekarang pendekatan inilah yang
efektif dipakai oleh hampir seluruh pendidik di Nusantara karena pendekatan
inilah yang merangsang keaktifan belajar siswa dikelas agar lebih aktif dalam
menanggapi materi yang disampaikan. Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan
ini, tetapi mungkin sudah tidak dihiraukan lagi
Jika semua itu telah dilaksanakn
dengan baik dan benar serta telah memenuhi standar yang telah ditentukan, maka
selanjutnya pendidik dapat mengembangkan program yang kurang baik atau tidak
dipakai sebelumnya, merencanakan dan mengembangkan kurikulum, serta melakukan
akreditasi program dan kelembagaan. Itulah yang harus dicapai semuanya oleh
pendidik dalam mensukseskan proses pembelajaran
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka
pada bagian ini akan dikemukakan beberapa pokok sebagai berikut :
1.
Kesulitan anak dalam belajar
dipengaruhi oleh lingkungan dan dirinya sendiri.
2.
Motivasi sangat berperan
penting dalam peningkatan prestasi siswa.
3.
Pengembangan cara guru
mengajar itu sangat berpengaruh dengan rasa ketertarikan siswa terhadap materi
yang diajarkan
4.
Akibat perkembangan
teknologi yang semakin modern mengakibatkan anak menjadi pasif
4.2 Saran
Melalui kesempatan ini ada beberapa
saran yang akan kami sampaikan, saran tersebut sebagai berikut:
1. Dalam proses mengajar guru hendaknya tidak terpaku kepada materi,
tetapi dia juga harus memperhatikan cara penyampaian materi tersebut, dan
melihat respon dari siswa yang diajarkan.
2. Bagi seorang guru diperlukanya peningkatan teknik pengajaran agar
siswa semakin tertarik dengan apa yang diajarkan.
0 komentar:
Posting Komentar