Subscribe:

Sabtu, 05 Oktober 2013

Teknik Pembelajaran Terhadap Siswa


MAKALAH
Teknik Pembelajaran Terhadap Siswa
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan SD



KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul "Teknik Pembelajaran Siswa" tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Landasan Pmdidikan Sekolah Dasar.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini terdapat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa dalam menerapakam teori pendidikan.

Samarinda, 04 Oktober 2011

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II  LANDASAN TEORI
      2.1 Pengertian Pendidikan................................................................................... 3
2.2 Teori Pendidikan............................................................................................ 4
2.2.1 Pendekatan dalam Teori Pendidikan................................................... 6
2.2.2 Teori dalam Teori Pembelajaran.......................................................... 7
2.3 Hakikat Pembelajaran.................................................................................... 9



BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kendala bagi Siswa dalam Menerima Materi yang Diajarkan Guru.............. 11
3.1.1 Faktor Intern......................................................................................... 11
3.1.2 Faktor Ekstern...................................................................................... 16
3.2 Menyelesaikan Masalah dalam Pembelajaran Terhadap Siswa...................... 18
3.3 Mengembangkan teknik pembelajaran terhadap siswa.................................. 21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 24
4.2 Saran.............................................................................................................. 24
 DAFTAR PUSTAKA         

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Pendidikan merupakan kebutuhan sekunder bagi umat manusia Dalam hal ini pendidikan diperlukan untuk membangun sumber daya manusia yang berakhlak mulia dan berwawasan luas.      Ada banyak hal yang masih harus dibenahi dari kondisi pendidikan yang ada saat ini, mulai dari masalah birokrasi pendidikan yang masih tumpang tindih dan masalah internal pendidikan itu sendiri, yakni pada proses kegiatan belajar mengajar yang masih harus diperbaiki metode dan sistemnya.
            Oleh karena itu, kita harus memikirkan masalah pendidikan ini dengan sebaik-sebaiknya. Mengingat pendidikan adalah investasi masa depan bangsa dimana anak bangsa dididik agar bisa meneruskan gerak langkah kehidupan bangsa yang lebih maju dan berpendididkan serta bermoral. Dengan kata lain pendidikan untuk seorang anak sangatlah penting demi kehidupan mereka dan bangsa kelak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat,antara lain :
1.2.1 Apa saja kendala bagi siswa dalam menerima materi yang diajarkan guru ?
1.2.3 Bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam pembelajaran terhadap siswa?
1.2.3 Bagaimana cara mengembangkan teknik pembelajaran terhadap siswa ?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah mengenai pentingnya pandangan hidup bagi anak usia dini ini
mempunyai tujuan antar lain :
      1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Sekolah Dasar
1.3.2 Memberi pengetahuan dasar kepada para mahasiswa mengenai teknik pembelajaran terhadap siswa
  1.3.3 Memberikan pandangan pada mahasiswa IKIP sebagai calon guru dalam menerapkan teknik pembelajaran terhadap siswa
1.4 Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
   1.4.1 Sebagai referensi tambahan dalam pembelajaran
   1.4.2 Sebagai pembanding dalam penyusunan makalah selanjutnya



BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pendidikan
2.1.1 Menurut Theodore Brameld
Pendidikan adalah lembaga utama yang membina kelanjutan yang dinamis dari kebudayaan, dan ciptaan manusia umumnya. Pendidikan akan memantapkan pewarisan pengalaman  sosial dan dalam pengertian ini, selalu mencerminkan pewarisan pola itu. Tetapi juga pendidikan memungkinkan suatu proses pembaharuan yang besar ataupun sederhana, sebagai kumpulan daya penyesuaian kembali kepada garis perkembangan kebudayaan yang tanpa itu semua maka akan terjadi ketidakmantapan  dan kemerosotan yang akhirnya mengakibatkan kekacauan dan kehancuran. (2 : 388 )
2.1.2 Menurut  John Dewyer
Makna  pendidikan yang sesungguhnya , ialah suatu usaha yang membina pengertian yang bulat bagi manusia tentang dunia dan masyarakat hidupnya, tentang arah tujuannya, dan bagaimana kedudukan serta tanggung jawabnya (peranannya) di dalam masyarakat.(5 : 90 )


2.1.3 Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959)
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2.1.4 Menurut  Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah)
Pendidikan ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi karena pentingnya peran pendidikan dalam mengangkat harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lain.
2.2 Teori Pendidikan
Perbuatan mendidik bukan suatu perbuatan yang serampangan melainkan suatu perbuatan yang harus betul-betul didasari, dan disadari dalam rangka membimbing manusia pada suatu tujuan yang akan dicapai, oleh karena itu kita harus mempelajari tentang teori pendidikan. Walaupun kita telah memahami berbagai teori pendidikan, namun kita tidak boleh beranggapan bahwa kita telah memiliki resep untuk menjalankan tugas dalam pendidikan. Karena dalam pendidikan tidak dikenal suatu resep yang pasti, yang utama dalam pendidikan adalah kreatifitas dan kepribadian pendidik.
Dalam ini Prof. Sikun Pribadi (1980) mengemukakan:
Itulah sebabnya mengapa suatu upaya pendidikan tidak dapat dan tidak boleh dikemukakan dalam bentuk resep atau aturan yang tetap untuk dijalankan. Yang penting bukan resepnya, melainkan kepribadian dan kreativitas pendidik sendiri. Pendidik (walaupun harus didukung oleh ilmu pendidikan atau pedagogik) dalam pelaksanaanya, lebih merupakan seni daripada teori.
Setiap tindakan dalam pendidikan tidak akan dengan sendirinya dapat menerapkan teori yang ada, walaupun telah diuji dan berhasil dipraktikan ditempat/negeri lain. Dalam pelaksanaan pendidikan, kita harus memperhatikan si terdidik sebagai manusia unik dengan segala aspek kepribadianya, memperhatikan kepribadian pendidik, memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan,
            G.F. Kneller (1971 : 41) mengemukakan pengertian teori sebagai berikut:
                        The word theory has two central meaning. It canaa refer to hypothesis or set of hypothesis that have been verified by observation or expriment, as in the case of yhe theory gravitation. It can be a general synonym for systematic thinking or a set of coherent thought.
Menurut Kneller teori memiliki dua pengertian, pertama, bahwa teori itu empiris, dalam arti sebagai suatu hasil pengujian terhadap hipotesis dengan melalui observasi dan eksperimen. Cara berpikir yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode induktif. Maka teori di sini sama dengan makna teori dalam sains. Seorang guru tidak boleh dikacaukan oleh isu-isu yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Kedua, teori ini dapat diperoleh melalui berpikir sistematis spekulatif, dengan metode deduktif. Dalam hal ini, kneller mengemukakan bahwa teori merupakan seperangkat berpikir koheren, yang sesuai dnegan teori koherensi tentang kebenaran.
2.2.1 Pendekatan dalam Teori Pendidikan
1. Pendekatan sains
    Pendekatan sains terhadap pendidikan, yaitu suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah-masalah pendidiakn. Henderson (1959) mengemukakan bahwa sains pendidikan pada dasarnya ingin menyumbangkan pengetahuan yang diperoleh melalui eksperimen, analisis, pengukuran, perhitungan, klasifikasi, dan perbandingan.
2. Pendekatan Filosofis
    Pendekatan filosofis terhadap pendidikan adalah suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pengetahuan atau teori pendidikan yang dihasilkan dengan pendekatan filosofi disebut filsafat pendidikan. Menurut Hedereson (1959) filsafat pendidikan adalah filsafat yang diterapkan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan.
3. Pendekatan Religi
    Pendekatan religi terhadap pendidikan, berarti bahwa suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep-konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan. Ajaran religi yang berisikan kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam mennetukan tujutan pendidikan, materi pendidikan, metode, bahkan sampai pada jenis-jenis pendidikan.
4. Pendekatan Multidisiplin
    Untuk menghasilkan suatu konsep yang komprehensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau disiplin saja, karena pendidikan yang memiliki lapangan yang sangat luas itu menyangkut semua pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan . jadi pendekatan yang perlu kita lakukan adalah pendekatan yang menyeluruh, pendekatan multidisiplin yang terpadu.
      2.2.2 Teori dalam Teori Pembelajaran
               1. Teori Behavioris
Teori behavioris yang diperkenalkan oleh Ivan Pavlov dan dikembangkan oleh Thorndike dan Skinner, berpendapat bahwa pembelajaran adalah berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Teori pembelajaran mereka kebanyakannya dihasilkan dengan. Mereka menumpukan ujian kepada perhubungan antara ‘rangsangan’ dan ‘gerak balas’ yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Ujian ini bisa bersifat sebagai suatu usaha yang dapat merubah tingkah laku orang agar bisa lebih baik. Maka perubahan inilah yang di sebut pembelajaran. Secara umumnya memang teori behavioris menyatakan bahwa pengajaran dan pembelajaran akan mempengaruhi segala perbuatan atau tingkah laku pelajar sama ada baik atau sebaliknya. Teori ini juga menjelaskan bahwa tingkah laku pelajar dapat diperhatikan dan diprediksi apakah mengarah ke hal positif atau negative.
2. Teori Kognitif
Teori kognitif  berpendapat bahwa pembelajaran ialah suatu proses pendalaman yang berlaku dalam akal pikiran, dan tidak dapat diperhatikan secara langsung dengan tingkah laku. Ahli-ahli psikologi kognitif seperti Bruner dan Piaget menjelaskan kajian kepada berbagai jenis pembelajaran dalam proses penyelesaian masalah dan akal berdasarkan berbagai peringkat umur dan kecerdasan pelajar. Teori-teori pembelajaran mereka adalah bertumpu kepada cara pembelajaran seperti pemikiran cerdik, urgensi penyelesaian masalah, penemuan dan pengkategorian. Menurut teori ini, manusia memiliki struktur kognitif, dan semasa proses pembelajaran, otak akan menyusun segala pernyataan di dalam ingatan.

3. Teori Sosial
Teori sosial pula menyarankan teori pembelajaran dengan menggabungkan teori behavioris bersama dengan kognitif. Teori ini juga dikenal sebagai Teori Perlakuan Model. Albert Bandura, seorang tokoh teori sosial ini menyatakan bahwa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan ‘permodelan’. Beliau menjelaskan lagi,  bahwa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan  juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang menarik kepada kepahaman pelajar. Sehingga dalam pembelajaran perlu ada obyek belajar sehingga seorang guru dapat mempraktekkan materinya untuk lebih dipahami siswa dengan obyek tadi.
2.3 Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Teori - teori pembelajaran antara lain mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik di sekolah, mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik, pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik, pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi masyarakat sehari-hari
Ciri - ciri pembelajaran terdiri dari rencana, kesalingtergantungan, dan tujuan. Unsur-unsur pembelajaran yakni unsur dinamis pembelajaran pada diri guru antara lain motivasi membelajarkan siswa, kondisi guru siap membelajarkan siswa ; unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar antara lain motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan subjek belajar.












BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kendala bagi Siswa dalam Menerima Materi yang Diajarkan Guru
Berdasarkan  rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ” Apa saja kendala bagi siswa dalam menerima materi yang diajarkan guru?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :
Kendala – kendala tersebut muncul karena adanya 2 faktor ,yaitu faktor dari intern dan ekstern. Penjelasannya adalah sebagai  berikut :
3.1.1 Faktor Intern
Dalam interaksi belajar – mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar.
Proses belajar adalah hal yang kompleks. Siswa lah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi maslah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami dan hayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut :


1. Sikap terhadap Belajar
Dalam berbagai literatur kita menemukan bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang untuk  berbuat. Sikap sesungguhnya berbeda dengan perbuatan , karena perbuatan merupakan implementasi atau wujud nyata dari sikap. Namun demikian sikap seseorang siswa merasa tertarik untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu.
Selain itu sikap juga bisa diartikan sebagai kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan belajar. Meskipun demikian, siswa dapat menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. Sebagai ilustrasi, seorang siswa yang tidak lulus ujian matematika menolak ikut ulangan di kelas lain. Siswa tersebut bersikap menolak ikut ulangan di kelas lain. Sikap menerima, menolak, atau mengabaikan suatu kesempatan belajar merupakan urusan pribadi siswa. Akibat penerimaan, penolakan , atau pengabaian atas kesepatan belajar tersebut akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian.  
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar dan mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesunguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melaui keaktifan bertanya,mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat,membuat resume, mempraktekan sesuatu,mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
3. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang seringkali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar. Hal ini disebabkan kadang-kadang apa yang terlihat melalui aktivitas seseorang belum tentu sejalan dengan apa yang sesungguhnya sedang individu tersebut lakukan.
Selain itu konsentrasi belajar jga umerupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya
4. Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berfikir seseorang untuk mengolah informasi-informasi yang diterima sehingga menjadi bermakna. Hal tersebut merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemeolehan ajaran sehingga menjadi bagi siswa.
Isi bahan belajar berupa pengeahuan,nilai kesusilaan, nilai agama, nilai kesenian,serta keterampilan mental dan jasmani. Cara pemerolehan ajaran berupa cara-cara belajar sesuatu,seperti bagaimana menggunakan kamus,daftr logaritma atau rumus matematika. Kemampuan menekembrima isi dan cara pemerolehan tersebut dapat dikembangkan dengan belajar berbagai mata pelajaran. Kemampuan siswa mengolah bahan tersebut menjadi makin baik, bila siswa berpeluang aktif belajar.
5.Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis seeorang yag berpengaruh terhadap aktifitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran . rasa percaya diri pada umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat dalam suatu aktifitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya. Dari dimensi perkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh dengan sehat bilamana ada penakuan dari lingkungan. Itu sebabnya maka di dalam proses pendidikan dan pembelajaran,baik di lingkungan rumah tangga maupun sekolah, hendaknya orang tua dan guru dapat menerapkan prinsip-prinsip pedagodis secara tepat terhadap anak didik. Mendidik dengan memberikan penghargaan dan pujian jauh lebih baik daripada mendidik dengan cara mencemooh dan mencela.
6.Kebiasaan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adnya kebiasaan belajar yang kurang baik kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa
1.      Belajar pada akhir semester
2.      Belajar tidak teratur
3.      Menyia-nyiakan kesempatan belajar
4.      Bersekolah hanya untuk bergengsi
5.      Datang terlambat bergaya pemimpin
6.      Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain
7.      Bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar, kota kecil dan di pelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri. Sesuatu pepatah “ barakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” dan berbagai petunjuk tokoh teladan,dapat menyadarkan siswa tentang pentingnya belajar. pemberian penguat dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan membangkitkan harga diri siswa.
7. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar
Menurut Wechler (Monks & Knoers, Siti Rahayu Haditono) intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah,berpikir secara baik,dan begaul dengan lingkungan secar efisien. Kecakapan tersebut menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
8. Cita-Cita Siswa
Cita- cita merupakan motivasi intrinsik. Tetapi ada kalanya “gambaran yang jelas” tentang tokoh teladan bagi siswa belum ada. Akibatnya, siswa hanya berprilaku ikut-ikutan. Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu pendidikan. Didikan memiliki cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Di sekolah menegah didikan pemilikan dan pencapaian cita-cita sudah semakin terarah. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa.
Didikan pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi,dimulai dari hal yang sederhana ke yang semakin sulit. Dan dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemapuan berprestasi, maka siswa diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.
3.1.2 Faktor Ekstern
Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadapp aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Yang termasuk faktor eksternal adalah :
1. Guru sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya,tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik,ia memusatkan perhatian kepada perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berrkenaan dengan kebangkitan belajar. kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru yang pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.
2.Prasarana dan Sarana Pembelajaran
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi yang tidak menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik. Oleh itu peranan guru dalam menggunakan prasarana dan sarana yang ada harus lebih baik.
3.Kebijakan Penilaian
Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa.sebagai suaatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut,proses belajar berhenti untuk sementara. Dan terjadilah penilaian.dengan penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga,bermutu atau bernilai.
4.Lingkungan Sosial Siswa Disekolah
Siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan,yang di kenal sebagai lingkungan sosial siswa.dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu.
5.Kurikulum sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum.Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang di sah kan oleh pemerintah.Kurikulum tersebut di susun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat.
3.2  Cara Menyelesaikan Masalah dalam Pembelajaran Terhadap Siswa
Berdasarkan  rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ”Bagaimana Menyelesaikan Masalah dalam Pembelajaran Terhadap Siswa?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :
Agar bimbingan belajar dapat lebih terarah dalam upaya membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :



1. identifikasi
Adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari infomasi tentang siswa dengan melakukan kegiatan berikut :
1. Data dokumen hasil belajar siswa
2. Menganalisis peresensi siswa di dalam kelas
3. Mengadakan wawancara dengan siswa
4. Menyebar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar
5. Tes untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Diagnosis
Adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
1.Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa
2.Keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar.
3.Keputasan mengenai jenis pelajaran apa yang mengalami kesuliatan
Belajar
Kegiatan disgnosis dapat dilakukan dengan cara :
a)      Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran denagn rata-rat nilai seluruh individu
b)      Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut.
c)      Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang diharapkan.
3. Prognosis
Prognosis merujuk kepada aktifitas penyusunan rencana atau progam yang diharapakan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. Prognosis ini dapat berupa :
1.      Bentuk treatment yang harus diberikan
2.      Bahan atau meteri yang diperlukan
3.      Metode yang akan digunakan
4.      Alat bantu belajar mengajar yang diperlukan
5.      Waktu kegiatan dilakanakan
4. Terapi atau Pemberian Bantuan
Terapi disini adalah pemberian bantuan kepada anak yang megalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk terapi yang dapat diberikan antara lain melalui :
1.      Bimbingan belajar kelompok
2.      Bimbingan belajar individual
3.      Pengajar remedial
4.      Pemberian bimbingan pribadi
5.      Alih tangan kasus
5. Tindak lanjut atau follow up
Tindak lanjut atau follow up adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa dan tindak lanjutannya yang didasari hasil evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan Dalam upaya pemberian bimbingan. 
3.3 Cara mengembangkan teknik pembelajaran terhadap siswa
Berdasarkan  rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ”Bagaimana cara mengembangkan teknik pembelajaran terhadap siswa ?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :
Dalam pendidikan diperlukan pengembangan teknik pembelajaran. Hal ini dikarenakan pentingnya pendidikan dalam kehidupan masa depan sebuah bangsa. Yang dapat dilakukan seorang guru dalam mengembangkan teknik pembelajaran, diantaranya:
1. Pendekatan CBSA dalam Pembelajaran
Cara Belajar Siswa Aktif sangat perlu dilakukan olehh pendidik kepada anak didiknya dalam proses pembelajaran yang menitik beratkan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan matra kognitif, afektif, dan psikomotor yang merupakan inti dari kegiatan belajar.
2. Tanya Jawab dalam Proses Belajar Mengajar
Tanya jawab dalam proses belajar mengajar memegang peranan penting sebab dapat meningkatkan  partisipasi siswa dalam kegiatan belajarv mengajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap masalah yang sedang dibicarakan,menuntun proses berpikir siswa,serta memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
3. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Di akhir proses pembelajaran haruslah diadakan evaluasi atau penilaian untuk mengukur bagaimana kemajuan siswa dikelas, pembinaan kegiatan belajar, menetapkan kemampuan dan kesulitan, mendorong motivasi belajar siswa, membantu perkembangan tingkah laku dan membimbing. Selain itu, evaluasi merupakan upaya memeriksa sejauh mana siswa mencapai tujuan pendidikan dan memenuhi syarat validitas, reliabilitas, objektivitas, efisien dan praktis dari pendidik.
Sekarang pendekatan inilah yang efektif dipakai oleh hampir seluruh pendidik di Nusantara karena pendekatan inilah yang merangsang keaktifan belajar siswa dikelas agar lebih aktif dalam menanggapi materi yang disampaikan. Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan ini, tetapi mungkin sudah tidak dihiraukan lagi
Jika semua itu telah dilaksanakn dengan baik dan benar serta telah memenuhi standar yang telah ditentukan, maka selanjutnya pendidik dapat mengembangkan program yang kurang baik atau tidak dipakai sebelumnya, merencanakan dan mengembangkan kurikulum, serta melakukan akreditasi program dan kelembagaan. Itulah yang harus dicapai semuanya oleh pendidik dalam mensukseskan proses pembelajaran






BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
  Kesimpulan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka pada bagian ini akan dikemukakan beberapa pokok sebagai berikut :
1.         Kesulitan anak dalam belajar dipengaruhi oleh lingkungan dan dirinya sendiri.
2.         Motivasi sangat berperan penting dalam peningkatan prestasi siswa.
3.         Pengembangan cara guru mengajar itu sangat berpengaruh dengan rasa ketertarikan siswa terhadap materi yang diajarkan
4.         Akibat perkembangan teknologi yang semakin modern mengakibatkan anak menjadi pasif
4.2 Saran
Melalui kesempatan ini ada beberapa saran yang akan kami sampaikan, saran tersebut sebagai berikut:
1.      Dalam proses mengajar guru hendaknya tidak terpaku kepada materi, tetapi dia juga harus memperhatikan cara penyampaian materi tersebut, dan melihat respon dari siswa yang diajarkan.
2.      Bagi seorang guru diperlukanya peningkatan teknik pengajaran agar siswa semakin tertarik dengan apa yang diajarkan.











0 komentar:

Posting Komentar