BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga
aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi
kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama
menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk
terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat .
Individu tidak akan jelas identitasnya
tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaannya.
Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk
perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan
perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada
di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi
pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya
pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan
pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Manusia pada waktu lahir tampaknya
sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk berkembang. Bayi
berproses menjadi anak dan anak akan berkembang menjadi dewasa. Prinsip-prinsip
perkembangan pada manusia adalah sebagai berikut:
1.
Perkembangan mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung
secara teratur.
2.
Perkembangan menuju diferensiasi dan integrasi dari
gerakan-gerakan yang bersifat massal menuju gerakan-gerakan khusus.
3.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba
tetapi berlangsung secara berangsur-angsur secara teratur dan terus-menerus.
4.
Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat
perkembangan sebelumnya.
5.
Perkembangan antara anak satu berbeda dengan anak lain, baik
dalam perkembangan masing-masing aspek kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya
perkembangan tersebut.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang diuraikan, maka dibuat rumusan masalah :
1.2.1
Pengertian karakteristik dan individu
1.2.2
Penyebab perbedaan individu
1.2.3
Perbedaan latar belakang budaya dan
etnis sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda
1.2.4
Perbedaan kepentingan antara
individu atau kelompok.
1.3
Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan
rumusan masalah, maka makalah ini bertujuan :
1.3.1
Mahasiswa dapat memahami pengertian karakteristik dan
individu
1.3.2
Mahasiswa dapat menyebutkan penyebab adanya perbedaan
individu
1.3.3
Mahasiswa dapat menyebutkan perbedaan latar belakang budaya
dan etnis
1.3.4
Mahasiswa dapat membedakan kepentingan individu atau kelompok
1.4
Manfaat
Berdasarkan uraian
diatas, maka makalah ini bermanfaat agar kita dapat mengetahui, memahami, dan membedakan karakteristik
pada peserta didik.
BAB II
LANDASAN TEORI
Individu berarti
tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai makhluk yang
pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri –
cirinya yang khusus itu (Webster’s : 743). Menurut kamus Echols & Shadaly,
individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, oknum
(Echols, 1975: 519).
Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat
merangsang perkembangan potensi – potensi yang dimilikinya dan akan membawa
perubahan – perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap –
sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya
untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Perbedaan –
perbedaan secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan
kualitatif. Sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan
mereka atau kombinasi – kombinasi dari berbagai unsur perbedaan.
Ciri dan sifat
orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu
atau perbedaan individual. Maka “ perbedaan “ dalam “ perbedaan individual “
menurut Landgren (1980 : 578) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi
pada aspek fisik maupun psikologis.
Garry
1963 (Oxendine, 1984 : 317) mengategorikan perbedaan individual ke dalam bidang
– bidang sebagai berikut :
1. Perbedaan
fisik : usia, tingkat dan berat badan, kecepatan lari, golongan darah, jenis
kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak
2. Perbedaan
sosial : status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku
3. Perbedaan
kepribadian : watak, motif, minat, dan sikap
4. Perbedaan
intelegensi dan kemampuan dasar
5. Perbedaan
kecakapan atau kepandaian di sekolah
Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai
tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang daripada yang lain.
Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga "berbentuk" unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alfabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau "berkarakter" tercela).
Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga "berbentuk" unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alfabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau "berkarakter" tercela).
Karakteristik umum terdiri dari beberapa faktor, yaitu :
1.
Intelegensi
Perkembangan
intelegensi sering dianggap sebagai karakteristik atau potensi bawaan yang
tidak dapat berubah. Ada beberapa pendapat
para ahli, yaitu :
a.
Menurut pendapat kaum Empirisme yang dipelopori
oleh Jhon Lock, mengatakan bahwa perkembangan
semata-mata tergantung dari faktor lingkungan.
b.
Menurut pendapat penganut Nativisme yang dipelopori
oleh Schopenhauer, mengatakan bahwa perkembangan individu
semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir.
c.
Menurut Dari aliran Konvergensi yang dipelopori oleh William
Stern,
bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh faktor bawaan dan faktor
lingkungan. Sesuai dengan pendapat ini, maka intelegensi atau potensi seseorang
dapat berkembang jika mendapat dukungan dari lingkungan.
d.
Menurut
Binet (Dedy : 1982) intelegensi paling tidak memiliki
tiga aspek kemampuan yaitu kemampuan untuk memecahkan suatu persoalan,
kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap pemecahan masalah, dan kemampuan
untuk mengkritik diri sendiri. Intelegensi dapat diartikan sebagai sebuah
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2.
Motivasi
Motivasi ialah usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya
(Depdikbud, 1998). Menurut Brown (1981), motivasi merupakan suatu kemudi, gerak
hati, emosi, atau maksud yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan.
Motivasi merupakan energi yang tersembunyi dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan (Hamid, 1985). Hamid juga
menjelaskan bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong
seseorang melakukan tindakan tertentu.
Menurut Hamid (1985), motivasi berfungsi mengaktifkan, mengarahkan perilaku pada tujuan, dan membantu seseorang memilih dan memberikan respon yang akurat
Menurut Hamid (1985), motivasi berfungsi mengaktifkan, mengarahkan perilaku pada tujuan, dan membantu seseorang memilih dan memberikan respon yang akurat
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Karakteristik dan Individu
3.1.1
Pengertian Karakteristik
Karakteristik
adalah sifat manusia pada umumnya dimana manusia tmempunyai banyak sifat yang
tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Contoh karakter seperti pemarah,
sabar, ceria, pemaaf, dan banyak lainnya karena setiap manusia pasti mempunyai
karakter yang berbeda. Manusia sebagai makhluk individu-sosialis mempunyai
karakter sosial yang kuat berbeda dengan makhluk-makhluk hidup lainnya.
Karakter Bisa disebut juga (Karakteristik) ataupun dalam bahasa inggris
(charateristic). Untuk menunjukan ekstitensi dirinya manusia pasti mempunyai
ciri khas karakter sendiri-sendiri
3.1.2
Pengertian
Individu
Individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,
melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Siswa (anak didik) merupakan individual yang unik
artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis. Tiap siswa (anak didik)
memiliki perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
3.1.2
Penyebab Perbedaan Individu
1.
Setiap indivuidu mempunyai karakteristik yang unik, yang
berbeda satu dengan yang lain, secara ekstrim orang mengatakan bahwa manusia
berbeda, yang membedakannya adalah sidik jari
2.
Perbedaan individual menimbulkan adanya perbedaan kebutuhan,
yang kaitan dengan dunia persekolahan merupakan perbedaan kebutuhan layanan
pendidikan
3.1.3
Perbedaan latar belakang budaya sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda
Perbedaan latar belakang kebudayaan
membentuk pribadi – pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.
Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan
individu yang dapat memicu konflik.
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama
dan politik,
adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian,
bangunan,
dan karya seni.
3.1.4
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki
perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat
menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan
mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon
karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha
kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang
dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian
dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga
akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan
kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu
pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu,
misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena
perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang
memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati
sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
0 komentar:
Posting Komentar