BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekarang
ini dunia pendidikan khususnya di Indonesia dalam keadaan yang sangat
memprihatinkan. Kualitas pendidikan yang
dihasilkanpun kurang memenuhi standar yang ada. Ini semua terjadi bukan karena
kesalahan dari satu pihak saja,melainkan dari berbagai pihak yang
berpartisipasi dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah guru. Guru adalah
salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam pembentukan generasi kedepan.
Tetapi belakangan ini kualitas guru semakin menurun, dimana guru seharusnya
memberi teladan yang baik bukan
sebaliknya. Selain itu banyak sekali guru yang tidak menunaikan kewajiban
mereka di kelas dan hanya mengejar upah semata tanpa meningkatkan kualitas
mengajar mereka. Dari berbagai pihak seperti pemerintah juga sudah mencoba
meningkatkan kulitas guru-guru tersebut,tetapi masih banyak yang tidak
memanfaatkannya secara maksimal.
Disamping
itu pula guru mempunyai pengaruh besar dalam menentukan dalam mentukan kualitas
dan kuantitas peserta sehingga guru sebagai motivator dan fasilitator proses
belajar guru harus mampu berkomunikasi dengan baik karena ia harus mampu
membangun sumber daya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan
kesejahteraan, kesempatan, dalam mengukur keberhasilan, pembangunan, SDM suatu
wadah pendidikan bermutu.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang manusia dan harapan, dimana
sekarang Indonesia khususnya berharap kedepannya dapat menghasilkan guru-guru
yang baik. Sesuai dengan judul makalah kami “ Harapan Menjadi Guru yang baik”
B.
Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, antara lain :
1.
Apa saja peran guru dalam dunia pendidikan?
2.
Apa syarat-syarat menjadi guru yang baik ?
3.
Apa saja sikap dan sifat yang harus dimiliki
seorang guru yang baik ?
C. Tujuan makalah
Dari rumusan masalah yang telah
dirumuskan oleh penulis diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendiskripsikan :
1.Sebagai
tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
2.Untuk
mengetahui syarat-syarat menjadi guru yang baik.
3.Untuk
mengetahui sikap dan sifat yang harus dimiliki seorang guru yang baik
D. Manfaat
Agar dapat mengetahui bagaimana syarat-syarat
menjadi guru yang berkualitas dan peran guru dalam dunia pendidikan.Selain itu,
untuk menunjang mutu pendidikan yang
berkualitas melalui guru yang baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Harapan
1.
Menurut Dr. M. Munandar Soelaeman dalam buku berjudul Ilmu Budaya Dasar
suatu pengantar mengatakan bahwa harapan merupakan cita-cita, keinginan,
penantian, kerinduan, supaya sesuatu itu terjadi.(2007:106)
2.
Menurut Eddy Subandrijo dalam bukunya Ilmu Budaya Dasar tahun 2000
tentang manusia dan harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan kepada diri sendiri maupun kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa
3.
Menurut Drs.Mawardi dan Ir.Nur Hidayati dalam buku yang berjudul Ilmu Alamiah
Dasar ,Ilmu Sosial Dasar,dan Ilmu Budaya Dasar (2000:181) mengatakan Harapan
berasal dari kata harap, artinya
keinginan terjadinya sesuatu.
Dari definisi-definisi
diatas dapat disimpulkan pengertian dari harapan adalah suatu keinginan agar
cita-citanya tercapai.
B.
Pengertian Guru
1. Menurut Dr.E.Mulyasa M.pd
dalam buku berjudul Menjadi Guru
Profesional (2010:37). Guru adalah pendidik,yang menjadi tokoh,panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya.
2. Menurut Drs.Moh.Uzer Usman dalam
buku berjudul Menjadi Guru Profesional (2010:5) mengatakan bahwa guru adalah
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
3. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia yang disusun oleh W.J.S Poerwardarminta (2007:392), guru adalah orang
yang pekerjaannya mengajar.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan pengertian dari guru
adalah suatu profesi orang yang pekerjaannya tidak hanya mengajar melainkan
juga mendidik.
BAB III
JAWABAN RUMUSAN MASALAH
A.
Apa saja peran guru dalam dunia pendidikan?
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi “Apa saja peran guru
dalam dunia pendidikan?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :
Dalam buku berjudul Psikologi Belajar dan
Mengajar yang disusun oleh Oemar Hamalik(2010) dijelaskan tentang peran
guru,antara lan sebagai berikut :
1.
Guru sebagai pengajar
Salah
satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah ialah memberikan
pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang
selaras dengan tujuan sekolah itu. Melalui bidang pendidikan,guru mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan,baik sosial,budaya,maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan,guru
merupakn faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai
jenis peranan yang, mau tidak mau, harus dilaksanakannya sebagai seorang guru.
Yang
dimaksud sebagai peran ialah pola tingkah laku tertentu yng merupakan ciri-ciri
khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung
jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru
merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil-tidaknya proses belajar, dan
karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai
materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain: guru harus mampu menciptakan
suatu situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya
2.
Guru sebagai Pembimbing
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum
terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat.
Dalam
keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya
sebagai pendidik, guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus
dilaksanakan sebaik-baiknya. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola
tingkah laku tertentu pula, dan tingkah laku itu merupakan ciri khas dari tugas
atau jabatan tadi. Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, seorang
guru harus :
1.
Mengumpulkan data tentang siswa
2.
Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari
3.
Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus
4.
Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua
siswa,baik secara individu maupun secara kelompok, untuk memperoleh saling
pengertian tentang pendidikan anak
5.
Bekerjasama dengan masyarakat dan lembga-lembaga lainnya
untuk membantu memecahkan masalah siswa
6.
Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan
baik
7.
Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu
8.
Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk
membantu memecahkan masalah para siswa
9.
Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan
petugas bimbingan lainnya
10. Meneliti kemajuan
siswa, baik disekolah maupun di luar sekolah
B.
Apa syarat-syarat menjadi guru yang baik ?
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi “Apa syarat syarat
menjadi guru yang baik ?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954
tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran Di Sekolah, pada pasal 15
dinyatakan tentang guru “Syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan
syarat-syarat yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat
yang perlu untuk dapat memberi pendidikan dan pengajaran seperti yang dimaksud
dalam pasal 3, pasal 4, dan pasal 5 Undang-Undang ini. Dari pasal-pasal
tersebut maka syarat-syarat untuk menjadi guru adalah sebagai berikut:
1. Berijazah
Yang dimaksud dengan ijazah
disini ialah ijazah yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai
guru disuatu sekolah tertentu. Pemerintah telah mengadakan berbagai sekolah dan
kursus-kursus serta akademi-akademi yang khusus untuk mendidik orang-orang yang
akan ditugaskan menjadi guru diberbagai sekolah, sesuai dengan wewenang
ijazahnya masing-masing.
Ijazah bukanlah semata-mata
sehelai kertas saja. Ijazah adalah suarat bukti yang menunjukkan bahwa
seseorang telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan yang tertentu, yang
diperlukannya untuk suatu jabatan atau pekerjaan.
2. Sehat
jasmani dan rohani
Kesehatan jasmani dan rohani adalah salah
satu syarat yang penting bagi tiap-tiap pekerjaan. Orang tidak dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik jika badannya selalu di serang oleh suatu penyakit.
Sebagai calon gurupun syarat kesehatan itu merupakan syarat yang tidak dapat
diabaikan. Kesehatan merupakan syarat utama bagi guru, sebagai orang yang
setiap hari bekerja dan bergaul dengan dan diantara anak-anak.
3. Takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan baik
Dalam GBHN 1983-1988 dinyatakan bahwa
tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa : dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun
1954 pasal 3 dinyatakan: Tujuan pendidikan ialah membentuk manusia susila.
4. Bertanggung
jawab
Didalam pasal 3 yang telah berkali-kali
kita bicarakan itu dinyatakan bahwa tujuan pendidikan, selain membentuk manusia
susila yang cakap, juga manusia yang bertanggung jawab atas kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.
5. Berjiwa
Nasional
Pendidik nasional tidak dapat diberikan
oleh orang-orang yang a-nasional ”Guru harus berjiwa nasional” merupakan syarat
yang penting untuk mendidik anak-anak, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran yang telah digariskan oleh MPR, seperti dinyatakan didalam GBHN
1983-1988 dan UUD 1945.
C.
Apa saja sikap dan sifat dari seorang guru yang
baik ?”
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi “Apa saja sikap dan
sifat dari seorang guru yang baik ?” maka jawabannya adalah sebagai berikut :
Seperti yang tertulis dalam buku berjudul Ilmu Pendidikan
dan Ilmu Praktis yang ditulis oleh Drs. M.Ngalim Purwanto MP (2007:143)
menjelaskan tentang sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh seorang
guru,antara lain :
1.
Adil
Seorang
guru harus adil, misalnya dalam memperlakukan anak-anak didiknya harus dengan
cara yang sama. Ia tidak membedakan anak yang cantik, anak saudaranya sendiri,
anak orang berpangkat, atau anak yang
menjadi kesayangannya. Perlakuan yang adil itu
perlu bagi guru, misalnya dalam hal member nilai dan menghukum anak.
2.
Percaya dan suka kepada murid-muridnya
Seorang
guru harus percaya kepada anak didiknya. Ini berarti bahwwa guru harus mengakui
dan menginsafi bahwa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai kemauan, mempunyai
kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan menimbulkan
kemauan untuk mencegah perbuatan yang buruk. Demikian pula, guru harus
mencintai murd-muridnya. Anak-anak adalah makhluk yang tidak mempunyai
cacat-cacat, kecuali cacat-cacat yang mereka harapkan dari kita untuk
menghilangkannya, yaitu kebodohan, kedangkalan dan kurang pengalaman.
3.
Sabar dan rela berkorban
Sifat
sabar dan rela berkorban itu ada pada seorang pendidik jika pendidik itu
mempunyai rasa cita terhadap anak didiknya. Tidak berlebihan rupanya apa yang
dikatakan Jan Lighthart bahwa pendidikan itu harus berdasarkan cinta,
sabar, dan bijaksana.
4.
Memiliki perbawa (gezag) terhadap anak-anak
Tanpa
adanya (gezag) pada pendidik, tidak mungkin pendidikan itu dapat masuk ke dalam
hati sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan, murid-murid hanya akan menuruti
kehendak dan perintah gurunya karena takut atau karena paksaan, jadi bukan
karena kesadaran didalam dirinya.
5.
Penggembira
Seorang
guru hendaklah memiliki sifat suka tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa
kepada murid-muridnya. Sifat ini banyak manfaatnya bagi seorang guru, antara
lain ia akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak
tidak lekas bosan atau merasa lelah. Yang penting lagi ialah humor dapat mendekatkan
guru dengan murid-muridnya, seolah-olah tak ada perbedaan umur, kekuasaan, dan
perseorangan. Mereka merupakan suatu
kesatuan, merasakan kesenangan dan pengalaman bersama-sama. Jika
kesatuan tadi dapat diteruskan dan diadakan kembali dan dipergunakan untuk
berpikir bersama, maka boleh dikatakan guru itu berhasil usahanya.
6.
Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya
Tingkah
laku dan budi pekerti anak-anak sangat banyak dipengaruhi oleh suasana
dikalangan guru-guru. Jika guru-guru saling bertentangan, tidak mungkin dapat diambil sikap dan tindakan
yang sama. Anak-anak tidak tahu apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang.
Suasana baik diantara guru-guru nyata dari
pergaulan ramah-tamah mereka didalam dan diluar sekolah. Mereka saling menolong
dan kunjung mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan satu
keluarga besar, keluarga sekolah.
7.
Bersikap baik terhadap masyarakat
Menurut
aliran-aliran baru dalam pendidikan dan pengajaran selalu dianjurkan agar
sekolah jangan menjauhkan diri dari masyarakat. Sekolah hendaknya menjadi
cermin bagi masyarakat sekitarnya, dirasakan oleh masyarakat bahwa sekolah itu
adalah kepunyaannya dan memenuhi kebutuhan mereka.
8.
Benar-benar menguasai mata pelajarannya
Mengapa
guru harus memiliki pengetahuan yang banyak dan selalu menambah pengetahuannya?
Bukanlah sudah cukup ddengan pengetahuan yang akan diberikan kepada
murid-muridnya saja.
Jawabnya tidak sukar. Guru tidak boleh
tradisional. Guru bukannya mesin yang dapat memberikan pengajaran tiap-tiap
tahun dengan cara yang sama dan tentang pengetahuan yang itu-itu saja.
Dunia makin maju. Kebudayaan manusia pun
berubah dan bertambah. Keterangan-keterangan yang diberikannya berdasarkan
pendapat pengarang-pengarang lain (buku-buku dan sebagainya ) belum tentu tetap
benar, dan mungkin sudah tidak diakui oleh masyarakat zamannya karena sudah ada
yang baru.
9.
Suka kepada mata pelajaran yang diberikannya
Mengajarkan
mata pelajaran yang disukainya hasilnya lebih baik dan mendatangkan kegembiraan
baginya daripada sebaliknya. Di
sekolah menengah hal ini penting bagi guru
untuk memilih mata pelajaran apa yang disukainya yang akan diajarkannya.
10. Berpengetahuan
luas
Selain
mempunyai pengetahuan yang dalam tentang mata pelajarn yang sudah menjadi
tugasnya, akan lebih baik lagi jika guru itu mengetahui pula tentang segala
sesuatu yang penting-penting, yang ada hubungannya dengan tugasnya didalam
masyarakat. Guru merupakan tempat bertanya tentang segala sesuatu bagi
masyarakat.
Guru haruslah seorang yang mempunyai perhatian
intelektual yang luas dan yang tidak kunjung padam. Pekerjaan guru berlainan
dengan pegawai kantor lainnya. Para guru hendaknya dapat melihat lebih banyak
lagi, memikir lebih banyak lagi, dan mengerti lebih banyak daripada orang-orang
lain di dalam masyarakat tempat ia hidup. Pendeknya, ia harus mengetahui lebih
banyak tentang dunia ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Guru sebagai pengajar
Dalam
buku berjudul Menjadi Guru Profesional yang ditulis oleh E Mulyasa (2010)
memaparkan bahwa guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari
suatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi
standar yang dipelajari. Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh
berbagi faktor seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan
guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru
dalam berkomunikasi. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru
dalam pembelajaran, sebagai berikut :
1.
Membuat ilustrasi: pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang
sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan
pada waktu yang sama memberikan tambahan pengalaman kepada mereka.
2.
Mendefinisikan: meletakkan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan
sederhana, dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang
dimiliki oleh peserta didik.
3.
Menganalisis: membahs masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian,
sebagaimana orang mengatakan: “Cuts the learning into chewable bites”.
4.
Mensintesis: mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas kedalam suatu
konsep yang utuh sehingga memliki arti, hubungan antara bagian yang satu dengan
yang lain nampak jelas, dan setiap masalah itu tetap berhubungan dengan
keseluruhan yang lebih besar.
5.
Bertanya: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar
apa yang dipelajari menjadi lebih jelas, seperti yang dilakukan Socrates.
6.
Merespon: mereaksikan atau menanggapi pertanyaan peserta didik.
Pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan
peserta didik.
7.
Mendengarkan: memahami peserta didik, dan berusaha menyederhanakan setiap
masalah, serta membuat kesulitan Nampak jelas baik bagi guru maupun peserta
didik.
8.
Menciptakan kepercayaan: peserta didik akan memberikan kepercayaan
terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar.
9.
Memberikan pandangan yang bervariasi: melihat bahan yang dipelajari dari
berbagai sudut pandang, dan melihat masalah dalam kombinasi yang bervariasi.
10. Menyediakan media untuk
mengkaji materi standar: memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media
pembelajaran, dan sumber belajar yang berhubungan dengan materi standar.
11. Meyesuaikan metode
pembelajaran: menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat
perkembangan peserta didik serta menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang
telah dipelajari.
12. Memberikan nada perasaan:
membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, dan hidup melalui antusias dan
semangat.
BAB
V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka pada bagian ini
akan dikemukakan beberapa pokok sebagai berikut :
1.
Seorang
guru adalah penentu dari kepribadian generasi muda. Sehingga apabila ingin
menghasilkan generasi-generasi yang berkualitas maka seorang guru hendaknya
memiliki kualitas yang baik.
2.
Agar
harapan kita dapat terwujud maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, maka
kita harus berdoa kepada Tuhan YME.
3.
Guru
hendaknya dituntut untuk dapat menguasai hampir semua mata pelajaran yang di
ajarkan di SD
B.
Saran
Melalui
kesempatan ini ada beberapa saran yang akan kami sampaikan, saran tersebut
sebagai berikut:
1.
Guru harus
memiliki metode pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikan agar murid dapat
menyerap apa yang disampaikan
2.
Guru harus
terus beraaltih serta berusaha semaksimal mungkin agar dapat menguasai materi
yang akan disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Widhagdho, 2004, Ilmu Budaya Dasar,
Surabaya, PT Bumi Aksara
E.Mulyasa,2010,Menjadi Guru Profesional,Bandung,PT Remaja Rosdakarya
M. Munandar Soelaeman, 2007,
Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya
Moh.Uzer Usman.2010,Menjadi Guru Profesional,Bandung, PT
Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik ,2010,Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algensido
W.J.S. Poerwadarminta, 2007, Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke 3,
Jakarta, Balai Pustaka
LAMPIRAN
Notulen Presentasi
1.
Hari/tanggal :
Senin, 21 November 2011
2.
Tempat :
Kampus Banggeris, kelas BK B
3.
Waktu :
45 menit
4.
Moderator :
Eko Syarjito NIM : 1105115025
5.
Penyaji :
Isroiyah NIM :
1105115002
6.
Penyimak :
42 orang
a.
Dosen mata kuliah :
Drs. H. Eddy Subandrijo, M.Pd.
b.
Mahasiswa putra : 5
orang
c.
Mahasiswa putri : 36
orang
7.
Pertanyaan
A.
Kelompok 1
Nama :
Hajjah Ruwaida
Nim :
1105115052
Pertanyaan :Apakah ada hubungan atau kaitan antara
harapan dan percaya diri?
B.
Kelompok 2
Nama : Yuana Eka Suciati
Nim : 1105115020
Pertanyaan : Bagaimana jika guru tidak menyukai mata
pelajaran yang di ajarkan namun dia di tuntut untuk mengajarkannya?
C.
Kelompok 3
Nama : Dwi Safitri
Nim : 1105115040
Pertanyaan : Mengapa guru harus memiliki kualitas
yang baik dan apa ciri-ciri guru yang berkualitas baik?
D.
Kelompok 4
Nama : Sri Wigati
Nim : 1105115004
Pertanyaan :Apakah dalam dunia pendidikan di
indonesia sudah memiliki guru yang berkualitas sesuai dengan yang diinginkan
oleh pemerintah?
E.
Kelompok 5
Nama : Meldha Agustina
Nim : 1105115049
Pertanyaan :Apa solusi guru yang tidak menguasai mata
pelajaran yang di ajarkan?
F.
Kelompok 6
Nama : Tri Vinanti Budi A
Nim : 1105115037
Pertanyaan :Bagaimana jika ada guru yang memenuhi
syarat guru berkualitas, apakah dia bisa disebut sabagai guru yang berkualitas?
G.
Kelompok 7
Nama : Yuliana
Nim : 1105115019
Pertanyaan :Bagaimana cara merubah persepsi anak agar
menyukai mata pelajaran tertentu
Jawaban
A
Kelompok 1
Nama : Isroiyah
NIM : 1105115002
Jawaban :Ada.Harapan harus berdasarkan
kepercayaan, baik kepercayaan kepada diri sendiri maupun kepercayaan kepada
Tuhan Yang Mahas Esa. Agar harapan kita dapat terwujud maka selain berusaha
dengan sungguh-sungguh, maka kita harus berdoa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
Harapan dan kepercayaan diri adalah bagian hidup manusia dan berkaitan dengan
masalah kepribadian (personality).
B
Kelompok 2
Nama :Putri Nur Ramadhani
Nim :105115012
Jawaban :Seperti yang tertulis dalam buku berjudul Ilmu Pendidikan
dan Ilmu Praktis yang ditulis oleh Drs. M.Ngalim Purwanto MP (2007:13) sesuai
dengan tujuan pendidikan bahwa mendidik adalah memimpin anak ke arah
kedewasaan. Jadi, yang kita tuju dengan pendidikan kita adalah kedewasaan anak.
Tidaklah mungkin pendidik membawa anak-anak kepada kedwasaan jika pendidik
sendiri tidak dewasa. Dengan bersikap tidak menyukai pelajaran yang kita
ajarkan merupakan sikap yng sangat tidak dewasa. Jadi apabila kita tidak
menyukai mata pelajaran tertentu guru hendaknya berusaha supaya menyukai mata
pelajaran yang di berikan kepada muridnya dan terus berlatih.
C
Kelompok 3
Nama : Titis Kurniawan
Nim : 1105115015
Jawaban : Seperti yang telah diuraikan dalam buku berjudul Ilmu
Pendidikan Teoritis dan Praktis yang ditulis oleh Drs. M. Ngalim Purwanto
MP(2007:139) makin tinggi pendidikan guru,maka makin baik pula mutu pendidikan
dan pengajaran yang diterima oleh anak-anak,dan makin tinggi pila derajat
masyarakat.Guru hendaklah berusaha menjalankan tugas kewajiban sebaik-baiknya
sehingga memiliki kualitas yang baik. Ciri-ciri guru yang berkualitas ialah:
1) Seorang guru harus memiliki
sifat yang adil
2) Seorang guru harus memiliki
rasa percaya terhadap muridnya
3) Sabar dan rela berkorban
4) Wibawa terhadap anak-anak
5) Memiliki sifat pengembira
6) Baik terhadap guru lainnya
7) Bersikap baik terhadap
masyarakat
9) Harus berpengetahuan luas
D
Kelompok 4
Nama : Dessy Dovia
Nim : 1105115034
Jawaban : Sudah tapi hanya beberapa yang
memiliki kualitas seperti harapkan pemerintah dan masih banyak terdapat guru
yang kurang memenuhi standar di indonesia. Dalam buku berjudul Ilmu Teoritis
dan Praktis yang ditulis oleh Drs. M. Ngalim Purwato MP(2007:48) pengertian
Gezag adalah kewibawaan atau dalam arti lain adalah suatu sifat yang dimiliki
seorang guru yang dapat menjadi teman bagi muridnya dan juga disegani oleh
muridnya.
E
Kelompok 5
Nama : Jumriansyah
Nim : 1105115050
Jawaban :Seorang guru harus terus belatih
serta berusaha semampu mungkin agar dapat menguasai materi yang akan
disampaikan walaupun guru tersebut kurang menguasai materi tersebut.
F
Kelompok 6
Nama : Adi Ashari
Nim : 1105115036
Jawaban :Tidak. Karena syarat adalah hal
mutlak yang harus dimiliki oleh guru yang berkualitas.
G
Kelompok 7
Nama : Yuli Setyaningrum
Nim : 1105115024
Jawaban :Dalam buku berjudul Ilmu Teoritis dan
Praktis yang ditulis oleh Drs. M. Ngalim Purwato MP(2007:101) menjelaskan
cara-cara untuk mengubah persepsi anak tentang pelajaran yang menakutkan.
1.
Kenalkan anak itu kepada hal yang ia takutkan,contohnya
adalah pelajaran matematika
2.
Bangkitkan kepercayaan kepada diri sendiri pada anak itu
3.
Usahakan agar hubungan pendidik(apalagi guru) dan anak didik
selalu erat,sehingga anak dapat nyaman dalam belajar tanpa merasa tertekan
4.
Pendidik hendaklah bersikap tenang
5.
Akhirnya,janganlah kita menakut-nakuti anak-anak dengan hal
yang ia takutkan.
Samarinda,
21 November 2011
Notulis
PENYUSUN
0 komentar:
Posting Komentar