BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan
manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketiga kekayaan manusia inilah yang
membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup manusia
lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia harus berpikir lebih maju
untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat
jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut
kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah
segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat
menjadi pegangan, bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam
menempuh kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat
pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain
itu Pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan
melalui berbagai proses dalam kehidupan. Dalam perkembangan seorang manusia
itulah proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya.Mulai dari masa
kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam
penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan pendidikan. Manusia
mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari pendidikan.
Oleh karena itu jika kita membahas tentang pandangan hidup, tidak boleh lepas
dari pendidikan. Karena dengan pendidikan manusia dapat berpikir lebih kedepan
mulai dari kehidupan baik lahir maupun batin.
Berdasarkan
uraian di atas maka dikemukakan judul dari makalah ini ialah “ Pentingnya
Pandangan Hidup Bagi seorang Anak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, kami
merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat, antara lain :
1. Mengapa
perlu adanya pandangan hidup pada anak ?
2. Bagaimana
cara menanamkan pandangan hidup pada anak ?
3. Apa
dampak negatif bagi anak yang tidak mempunyai pandangan hidup
C. Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah mengenai pentingnya pandangan hidup bagi anak mempunyai tujuan antar
lain :
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
2. Memberi
pengetahuan dasar kepada para mahasiswa mengenai masalah manusia dan
pandangan hidup
3. Mahasiwa
dapat mengetahui pentingnya pandangan hidup bagi anak
4. Mahasiswa
dapat menyebutkan manfaat pandangan hidup bagi anak
5. Memberikan
pandangn pada mahasiswa IKIP sebagai calon guru agar ikut berperan dalam
menanamkan pandangan hidup pada anak.
D. Manfaat Makalah
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai referensi tambahan dalam
pembelajaran
2. Sebagai pembanding dalam penyusunan
makalah selanjutnya
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Pandangan Hidup
1. Menurut
Koentjaraningrat dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo
(2000: 90) Pandangan hidup (World
View) adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara
selekif oleh individu dan golongan di dalam masyarakat.
2. Menurut
Manuel Kaisiepo dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo (2000:
90) Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup
itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
3. Menurut
Lenski dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo (2000: 90) Pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi.
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki unsur-unsur:
a. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin digapai
oleh manusia melalui usaha.
b. Usaha
adalah hal-hal yang diupayakan sebaik mungkin untuk menggapai cita-cita yang
harus dilandasi oleh keyakinan.
c. Keyakinan diukur dengan daya pikir akal,
jasmani, dan sikap maupun rasa kepada Tuhan.
Hal ini yang mencirikan bahwa unsur-unsur pandangan
hidup diatas saling berkaitan.
Dari
definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pandangan hidup
adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
petunjuk hidup di dunia yang mana mencerminkan diri seseorang. Pandangan hidup
tersebut dapat digunakan dalam menjalani hidup. Pandangan hidup itu juga bisa
diimplementasikan sebagai hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman,
fakta, dan sikap meyakini sesuatu yang diringkas sebagai pegangan, pedoman,
petunjuk atau arahan.
B.
Pengertian
Anak
1.
Menurut
Dr. As’aril Muhajirin, M. Ag dalam buku berjudul Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual
(2011: 113) pengertian anak dalam islam diistilahkan dari akar kata al-walad,
al-ibn, al-tifl, al-syabi, dan al-ghulam. Dalam pengertiannya yang identik
dengan al-walad, ia berarti keturunan yang kedua dari seseorang, atau segala
sesuatu yang dilahirkan,juga bias berarti manusia yang masih kecil. Menurut
pengertian ini,keturunan pertama adalah orang tua. Kemudian setiap orang tua
yang mempunyai keturunan, keturunan itu yang disebut sebagai anak.
2.
Menurut
Prof.Drs. Koesparmono Irsan,SH,MH,MBA dalam buku berjudul Hukum dan Hak Asasi
Manusia(2009:63) mengatakan bahwa anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan
YME , yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat
harkat,martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.
3.
Berdasarkan
Undang-Undang Pasal 1(2) 4/1979 di dalam buku berjudul Sosiologi Keluarga yang
disusun oleh Prof.Dr. Soerjono Soekanto (2004:130) memaparkan bahwa anak adalah
seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah.
Dari definisi- definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa anak adalah pribadi yang membutuhkan kasih sayang, perhatian
dan perlindungan dari pribadi yang dituakan olehnya, baik dari orangtua, guru
ataupun masyarakat.Selain itu anak- anak mulai berkembang tidak hanya dari
jasmaninya melainkan juga psikologinya dimana anak-anak sudah berkembang
semakin luas.Selain itu juga anak-anak mulai diberi pengertian tentang berbagai
hal mulai dari agama, norma, hak dan kewajiban. Anak juga mengalami
perkembangan seperti mulai mengambil keputusan tentang apa yang akan dia
lakukan kedepannya.
C.
Pengertian
Keluarga
1.
Dalam
buku berjudul Psikologi Perkembangan yang disusun oleh Drs. Agus Sujanto yang
dikutip oleh Drs.Sudarsono dalam buku berjudul
Kenakalan Remaja(2008:125) menjelaskan bahwa keluarga merupakan
lingkungan yang terdekat untuk membesarkan,mendewasakan dan di dalamnya anak
mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok
masyarakat terkecil,akan tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membesarkan
anak dan terutama bagi anak yang belum sekolah.
2.
Menurut
Soerjono Soekamto dalam buku berjudul Sosiologi keluarga tentang Ikhwal
Keluarga,Remaja dan anak (2004:1) mengatakan bahwa keluarga merupakan kelompok
social kecil yang terdiri dari suami,istri beserta anak-anaknya yang belum
menikah. Keluarga lazimnya juga disebut rumah tangga,yang merupakan unit
terkecil dalam masyarakat sebagai wadah dan proses pergaulan hidup
3.
Menurut
Subino Hadisubroto dalam bukunya yang
berjudul Pentingnya Pendidikan,dalam “Keluarga dalam Hakikat Tujuan
Pendidikan Nasional” keluarga(2007:23) adalah tempat untuk berbagi rasa dan
pikiran, menjadi tempat mencurahkan suka dan duka,tidak menjadi tempat
bergantung bagi anak-anak akan tetapi sebagai tempat berlatih mandiri, tidak
menjadi tempat menuntut hak,menjadikan tempat menumbuhkan kehidupan religius,
dan akhirnya menjadi tempat yang aman karena aturan main antaranggota
ditegakkan.
Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik
kesimpulan pengertian dari keluarga adalah kelompok sosial terkecil dalam
masyarakat, tetapi memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter
seseorang.
D.
Pengertian
Pendidikan
1.
Istilah
pendidikan yang terdapat dalam buku Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis,
ditulis oleh M. Ngalim Purwanto (2007: 3) salah satunya Pedagogik
atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogik berasal dari kata Yunani Paedagogia yang berarti “pergaulan
dengan anak-anak”. Paedagogos ialah
seorang pelayan atau bujang pada zaman Yunani kuno yang pekerjaanya mengatur dan
menjemput anak-anak ke dan dari sekolah.
2.
Arti
pendidikan dalam buku. Pemikiran kependidikan ( 2009 : 25 ) ialah crow and crow
( dalam subingh, 1979 ) : “ the function of education must be recongnelzed to
be guidance of a lerning, at all stages of his want, needs, and potentialities
that will insure for him a personally satisfying and socially desirable pattern
of living. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa pendidikan tidak dipandang
hanya sebagai usaha mewujudkan keiginan, kebutuhan dan kemampuan individu
sehingga tercapai pola hidup pribadi dan social yang memuaskan. Dikemukakan
pula bahwa pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai yaitu individu yang
berkembang
kemampuannya sehingga bermanfaat untuk kepentingan
hidupnya, atau sebagai warga masyarakat mapun sebagai warga Negara. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha yang disengaja dan
terencana. Kegiatan tersebut hendaknya dapat diberikan dalam lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
3.
Menurut
Aristoteles dalam buku berjudul Pedoman Pendidikan dan Pengajarannya yang
disusun oleh Drs.Abu Bakar Muhammad(1981:16), pendidikan adalah menyiapkan akal
untuk pengajaran, sebagaimana disiapkan tanah tempat persemaian benih. Dia
mengatakan bahwa di dalam diri manusia itu ada dua kekuatan,yaitu pemikiran
kemanusiaannya dan syahwat hewaniyah. Pendidikan itu adalah alat (media) yang
dapat membantu kekuatan pertama untuk mengalahkan kekuatan yang kedua.
Dari definisi-definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.
E.
Pengertian
Masyarakat
1. Menurut
J.L.Gillin dan J.P.Gillin dalam buku Sosiologi dan Perubahan Masyarakat yang di
susun oleh Drs. Abdul Syani(1995:46) menamakan masyarakat sebagai kelompok
manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan
persatuan yang sama.
2.
Dalam
buku berjudul Individu dan Masjarakat
yang disusun oleh Dr A. Lysen(1967:14) mengatakan bahwa masyarakat
kira-kira sama artinya dengan “lingkungan sosial”, pergaulan hidup manusia dan
seperti kata masyarakat lebih diartikan , apabila kita memandangnya di dalam
hubungan dengan individu
3.
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S
Poerwadarminta(2007:751)Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia (sehimpunan
orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang
tentu)
Dari definisi-definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan orang dengan
berbagai ragam kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampai yang
berpendidikan tinggi. Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh
kualitas pendidikan anggotanya, sehingga semakin baik pendidikan anggotanya,
semakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan.
BAB
III
JAWABAN
RUMUSAN MASALAH
A. Sebab Anak Harus
Memiliki Pandangan Hidup
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi
”Mengapa perlu adanya pandangan hidup pada anak ?” maka jawabannya adalah
sebagai berikut :
Seperti
yang dikemukakan oleh Manuel Kaisiepo (1982) dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang
disusun oleh Eddy Subandrijo (2000: 90) Pandangan Hidup merupakan bagian hidup
manusia. Tidak ada seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun
tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang
karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita dan aspirasinya. Hal ini
membuktikan anak harus memiliki pandangan hidup karena sangat mempengaruhi
dalam pencapaian cita-citanya.
B. Cara Menanamkan
Pandangan Hidup Pada Anak
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi
”Bagaimana cara menanamkan pandangan hidup pada anak ?” maka jawabannya adalah
sebagai berikut :
Cara menanamkan
pandangan hidup pada anak dapat kita bagi menjadi tiga berdasarkan lingkungan
dimana anak belajar berdasarkan buku yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan
Praktis yang disusun oleh Drs.M.Ngalim Purwanto MP salah satunya adalah
lingkungan Keluarga (2007:193) Dalam buku yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis
dan Praktis yang disusun oleh Drs.M.Ngalim Purwanto MP(2007:79) Comenius
(1592-1670), seorang ahli didaktik yang terbesar, dalam buku Didaktica Magna disamping mengemukakan
asas-asas didaktiknya yang sampai sekarang masih dipertahankan
kebenarannya,juga menekankan betapa pentingnya pendidikan keluarga itu bagi
anak-anak yang sedang berkembang. Dalam uraiaannya tentang tingkatan-tingkatan
sekolah yang dilalui oleh anak sampai mencapai tingkat kedewasaanya,ia
menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi pendidikan anak-anak dilakukan di
dalam keluarga yang disebut scola-materna(sekolah
ibu). Di dalamnya diutarakan bagaimana orang-orang tua harus mendidik
anak-anaknya dengan bijaksana,untuk memuliakan Tuhan dan untuk keselamatan jiwa
anak-anaknya.
C. Dampak Negatif Bagi Anak
yang Tidak Mempunyai Pandangan Hidup
Berdasarkan rumusan masalah yang pertanyaannya berbunyi ”
Apa dampak negatif bagi anak yang tidak mempunyai pandangan hidup?” maka
jawabannya adalah sebagai berikut :
Dalam
buku berjudul Kenakalan Remaja yang ditulis oleh Dr.Kartini Kartono menjelaskan
tentang Juvenile delinquency atau perilaku jahat/dusta,atau kejahatan/kenakalan
anak-anak muda; merupakan gejala sakit(patologis) secara sosial pada anak-anak
dan remaja yang disebabkan oleh kurangnya orang tua dan orang dewasa dalam
menanamkan moralitas dan keyakinan pada anak-anak muda.(1986:9)
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Mengapa perlu
adanya pandangan hidup pada anak
Dalam
buku berjudul Sosiologi Keluarga yang ditulis oleh Prof. Dr. Soerjono Soekanto,
S.H.(2004:49) pendidikan keluarga adalah sangat penting, oleh karna ana
merupakan generasi yang akan menggantikan kita semua kelak pada suatu waktu. Mereka
harus disiapkan untuk dapat
menanggulangi masalah-masalah yang kelak akan dihadapi, dengan pola yang
mungkin berbeda dengan kebiasaan yang ada dewasa ini. Dengan begitu kita
sebagai oang tua penting untuk menanamkan pandangan hidup pada seorang anak
untuk kelangsungan kehidupan yang lebih baik.
B. Macam-Macam Pandangan Hidup
Dalam
buku berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis bahwa macam-macam pandangan
hidup yang disusun oleh Drs.M.Ngalim Purwanto (2007:23) berdasarkan sumbernya,dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok,yaitu :
1. Pandangan
hidup berupa agama (pandangan hidup muslim). Pandangan hidup ini memiliki kebenaran
mutlak. Sebagai contoh, pandangan hidup muslim(orang islam) bersumber dari
Al-Qur’an dan Sunah(sikap, perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad saw)
2. Pandangan
hidup berupa ideologi merupakan abstraksi dari nilai-nilai budaya suatu Negara
atau bangsa. Misalnya ideologi Pancasila dapat merupakan sumber pandangan
hidup, sebagaimana halnya P4
3. Pandangan
hidup berupa hasil perenungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau
etika untuk hidup, misalnya aliran-aliran kepercayan.
BAB V
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan pembahasan yang
telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka pada bagian ini akan dikemukakan
beberapa pokok sebagai berikut :
1.
Pendidikan pandangan hidup
yang dimiliki seorang anak dapat membantu kembang tumbuh anak dalam proses
pembelajaran tentang dirinya sendiri dan dunia sekitarnya.
2.
Seorang anak yang memiliki
pandangan hidup atau prinsip hidup akan menjalankan kebajikan dalam
kehidupannya.
3.
Setiap manusia pasti
memiliki pandangan hidup untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, baik sebagai
pedoman dalam hidupnya, pegangan ataupun petunjuk hidupnya.
B.
Saran
Melalui kesempatan ini ada beberapa saran yang akan kami
sampaikan, saran tersebut sebagai berikut:
1.
Tanamkan pandangan hidup
atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak menjadi manusia yang
bijak dan berwatak mulia.
2.
Baiknya seorang manusia
memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam kehidupannya selalu
melakukan kebajikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Latif,
Abdul. 2007. Pendidikan Berbasis Nilai
Kemasyarakatan. Bandung: PT Refika Aditama
Syani,
Abdul. 1995. Sosiologi dan Perubahan
Masyarakat. Bandar Lampung: PT Dunia Pustaka Jaya
Muhammad,
Abu Bakar. 1981. Pedoman Pendidikan dan
Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional
A.
Lyzen. 1967. Individu dan Masjarakat. Bandung:
Sumur Bandung
Sujanto,
Agus. 1981. Psikologi Perkembangan, edisi
kedua. Jakarta: Radar Jaya Offset
Semiawan, Conny R. 2002. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta:
PT Prenhallindo
Harjaningrum,
Agnes Tri. 2007. Peranan Orang Tua dan
Praktisi dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori
dan Tren Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
Hasbullah.
2009 . Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta
: Rajawali Pers
Hurlock,
Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan, edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Kartono,
Kartini. 1986. Patologi Sosial 2
Kenakalan Remaja. Jakarta: CV Rajawali
Kartono,
Kartini. 1992. Usaha Orang Tua dalam
Rangka Mendidik Anak Usia Sekolah. Jakarta: Rajawali
Irsan,
Koesparmono. 2009.Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Jakarta: Yayasan Bratha Bhakti
Sulaeman,
M. Munandar. 2007. Ilmu Budaya
Dasar-Suatu Pengantar. Bandung: PT Refika Aditama
Puwanto,
M. Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis
dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Muhajir, As’Aril. 2011. Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA GROUP
LAMPIRAN
Notulen Presentasi
a. Hari/Tanggal : Senin,23 Oktober 2011
b. Tempat : Lab PGSD
c. Waktu : 45 Menit
d. Moderator : Adi Ashari NIM 1105115036
e. Penyaji : Meti Nurin
Yulia Amin NIM 1105115011
f. Penyimak :
a. Dosen
Mata Kuliah : Drs. H. Eddy Subandrijo,
M.Pd.
b. Mahasiswa
putra : 6 Orang
c. Mahasiswa
putri : 36 Orang
g. Pertanyaan
a. Kelompok
1
Nama : Hajjah Ruwaida NIM 1105115052
Pertanyaan : Bagaimana sikap kalian dalam
mengarahkan pandangan hidup seorang anak yang lugu agar menjadi orang yang
sukses ?
Jawaban :Anak-anak
kecil biasanya mencari pandangan hidup dengan bertanya baik kepada orang dewasa
maupun teman sebaya. Pertanyaan-pertanyaan itu sering kali muncul dari
eksploitasi fisik mereka terhadap dunia sekitar mereka, yang pada gilirannya
membawa mereka ke pengalaman yang konstruktif dan pendalaman pemahaman. Setelah
itu mereka mengembangkan gagasan-gagasan tentang dirinya dan berusaha memasuki
peran orang lain dengan cara meniru. (Anak-anak mencari arti diri, Violet
Madge. 1991: 39)
Dari sinilah sebagai orang tua, kita
harus memberikan contoh yang baik dalam berbuat. Memberikan nasihat pada
anak-anak jika anak melakukan kesalahan dan mengarahkan anak pada hal-hal yang
baik. Berdasarkan pengalaman-pengalaman seorang anak, pandangan hidup itu akan
timbul dan akan menghantarkan seorang anak menjadi apa yang mereka cita-citakan
sejak kecil. Pandangan hidup juga akan mengarahkan seoraang anak menjadi orang
sukses.
b. Kelompok
2
Nama :
Yuana Eka Suciati NIM 1105115020
Pertanyaan : Bagaimana mengembangkan pandangan
hidup pada anak yang berkebutuhan khusus ?
Jawaban: Menurut Marion J. Ericson dalam
buku Psikologi Belajar dan Mengajar yang ditulis oleh Dr. Oemar Hamalik (2010:
18) mengemukakan bahwa penyelenggaraan pendidikan anak-anak yang berkebutuhan
khusus atau terbelakang mental dapat melalui pendidikan sekolah umum.
Berdasarkan penilitian tersebut dapat dibuktikan bahwa:
a.
Anak-anak berkebutuhan khusus dapat
dididik bersama anak normal dengan memberikan rencana-rencana khusus dengan
tingkat kemampuan dan pola berpikir dan perkembangannya.
b.
Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki
potensi, social ekonomi dan personal yang kompeten, yang dapat dilatih dalam
batas-batas terntentu.
c.
Mereka mampu belajar, tetapi tidak dapat
sebanyak dan secepat anak-anak normal.
d.
Anak-anak ini mampu mencapai kemandirian
dalam bidang ekonomi yang lebih besar dan kompeten.
Pandangan
hidup bagi seorang anak berkebutuhan khusus tidak harus ditekankan melainkan
lebih mengajarkan kepada mereka tentang hal-hal yang benar dan salah.
c. Kelompok
3
Nama : Zaga Paramudita NIM 1105115045
Pertanyaan : Mengapa pandangan hidup kepada
seorang anak itu penting?
Jawaban: Pandangan hidup ternyata sangat
penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan sudah
sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus
benar-benar berdasarkan pilihan akal, bukan sekedar ikut-ikutan saja. (Ilmu
Budaya Dasar, Drs. Djoko Widagdho. 2003:143)
Dengan
demikian perlunya peranan orang tua menanamkan pandangan hidup pada seorang
anak. Karena sebagai orang tua pasti menginginkan anak mereka di masa depan
mempunyai kualitas yang lebih tinggi dari orang tuanya, atau sejajar dengan
orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua perlu mempersiapkan anak itu sejak
dini agar menjadi manusia unggul dengan menanamkan pandangan hidup kepada
mereka.
d. Kelompok
4
Nama :
Fahria Yuliana NIM 1105115007
Pertanyaan : Sebutkan contoh
pendidikan nonformal di lingkungan masyarakat ?
Pertanyaan : Menurut Coombs dan
Ahmed dalam buku Pendidikan Nonformal yang ditulis oleh Dr. H. Mustofa Kamil
(2009: 11) menjelaskan bahwa pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan
pendidikan yang terorganisir dan sistematis yang di adakan di luar kerangka
system formal guna memberikan materi pembelajaran khusus bagi sebagian kelompok
masyarakat,baik orang dewasa maupun anak-anak. Contohnya. Sanggar tari,
bimbel-bimbel dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.
e.
Kelompok 6
Nama : Irma NIM
1105115008
Pertanyaan : Apakah emosi seorang anak dapat
mempengaruhi pandangan hidup seseorang?
Jawaban :Ya. Makin besar anak, makin besar pula
kemampuanya untuk belajar sehingga perkembangan emosinya makin rumit.
Perkembangan emosi melalui proses kematangan hanya terjadi pada saat usia satu
tahun, setelah itu perkembangan selanjutnya lebih baik banyak ditentukan oleh
proses belajar.
Pendapat nativitik mengatakan bahwa
emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir, sedangkan pendapat empiristik
mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. (Psikologi
Umum, Drs. H. Ahmad Fauzi. 2004: 54-57). Dari pengalaman dan proses belajar
tersebut akan ditemui perasaan-perasaan atau emosi-emosi yang kemudian dapat
merubah pandangan hidup seseorang.
f.
Kelompok 7
Nama : Megawati NIM 1105115041
Pertanyaan : Apakah lingkungan sekitar dapat
merubah pandangan hidup yang ditanamkan seorang keluarga?
Jawaban : Ya. Kehadiran individu dalam suatu
lingkungan masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu yang berusaha
menempatkan dirinya di hadapan individu-individu lainnya yang telah mempunyai
pola-pola perilaku yang sesuai dengan norma-norma dan kebudayaan di lingkungan
yang ia tempati. Disini individu akan berusaha mengambil jarak dan memproses
dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan
yang ada. (Ilmu Sosial Dasar, Drs. H.M. Arifin Noor. 2007:75)
Kebiasaan dalam
lingkungan tersebut perlahan-lahan akan merubah pandangan hidup seseorang yang
sudah ditanamkan dalam sebuah keluarga.
Samarinda,
23 November 2011
Notulis
PENYUSUN
0 komentar:
Posting Komentar