1.
Pengertian
Quantum Teaching
Quantum teaching adalah
badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan,
penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori belajar
seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intellegences (Gardner),
Neuro-Linguistic Programing (Grinder dan Bandler), Socratic Inquiry,
Cooperative Learnig (Johson dan Johnson), dan Elements of Effective Instruction
(Hunter) (DePorter,2014:32).
2.
Landasan
Pembelajaran Quantum Teaching
Azas
utama yang digunakan dalam pembelajaran quantum
teaching yaitu “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita
kedunia mereka”.
3.
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Quantum Teaching
Prinsip-prinsip
tersebut adalah:
a.
Segalanya Berbicara
Segalanya
dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari ketas yang dibagikan hingga
rancangan pelajaran semuanya mengirim tentang pesan belajar.
b.
Segalanya Bertujuan
Semua
yang terjadi dalam penggubahan mempunyai tujuan tanpa terkecuali harus
mempunyai tujuaa–tujuan yang jelas dan terkontrol. Sumber dan fasilitas yang
terlibat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan
perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik.
c.
Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak
kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan
rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang
mereka pelajari.
d.
Akui Setiap Usaha
Belajar
mengandung risiko.belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan.pada saat
siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan
kepercayaan diri mereka.
e.
Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula
Dirayakan
Perayaan
adalah sarana pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan
dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (Deporter,2014:36).
4.
Strategi
Pembelajaran Quantum Teaching
Bobby
DePorter mengembangkan strategi pembelajaran quantum teaching melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
a. Tumbuhkan
Tumbuhkan
yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa
telah termotivasi untuk belajar. Motivasi adalah suatu variabel untuk
menimbulkan, membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah
laku menuju sasaran pembelajaran (Sagala dalam Kosasih & Sumarna,2013:89).
Kemudian siswa dapat memahami Apa Manfaat Bagiku (AMBAK). AMBAK adalah motivasi
yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan sebab-akibat suatu
keputusan (DePorter,2010:49).
b. Alami
Maksudnya
berikan pengalaman nyata kepada peserta didik untuk mencoba. Peserta didik
aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya melihat tetapi ikut beraktivitas.
c. Namai
Sediakan
kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan metode lainnya. Penamaan untuk
memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan.
d. Demonstrasikan
Sediakan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya. Metode demonstrasi
diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau bentuk sebenarnya
maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar
lainnya yang memahami atau ahli dalam upaya bahasan yang harus didemonstrasikan
(Sumantri dalam Kosasih & Sumarna,2013:90).
e. Ulangi
Beri
kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya, sehingga setiap
peserta didik merasakan langsung di mana kesulitan akhirnya mendatangkan
kesuksesan, kami bisa dan memang bisa. Dengan adanya pengulangan maka akan
memperkuat koneksi saraf (Sugiyanto dalam Kosasih & Sumarna,2013:91).
f. Rayakan
Maksudnya
sebagai respon pengakuan yang baik. Dengan merayakan setiap hasil yang
didapatkan oleh peserta didik yang dirayakan akan menambah kepuasan dan
kebanggaan pada kemampuan pribadi dan pemupukan percaya diri pada diri
masing-masing peserta didik (Kosasih & Sumarna,2013:91).
5.
Langkah-langkah
model pembelajaran Quantum Teaching
Dalam
pembelajaran quantum teaching
memiliki langkah-langkah yang harus dimiliki dan diterapkan oleh guru dalam
proses belajar mengajar dikelas agar hasil dari model tersebut dapat terlihat
hasilnya. Langkah-langkah model quantum
teaching antara lain :
a. Guru
wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik,
berbicaralah yang jujur, jadi pendengar
yang baik, dan selalu gembira (tersenyum).
b. Guru
harus membuat suasana belajar yang menyenangkan atau menggembirakan. Ini karena
“learning is most effective when it’s
fun”. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan
penuh, serta terciptanya makna pemahaman (penguasaan atas materi yang
dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik.
c. Lingkungan
belajar yang aman, nyaman, dan bisa membawa kegembiraan.
d. Guru
harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh
kuat pada proses belajar.
e. Memutar
musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekali-kali akan
diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis musik lain untuk
bersenang-senang dan jeda selama pembelajaran.
f. Semua
peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku sumber belajar lainnya dan
buku yang bisa dipinjam dari perpustakaan. Tidak diperkenankan guru
mencatat/menyuruh siswa untuk mencatat pelajaran di papan tulis.
g. Dalam
melakukan penilaian guru harus berorientasi pada acuan/patokan, ketuntasan
belajar dan variasi metode penelitian(Shoimin,2014:142).
6.
Tujuan
Pembelajaran Quantum Teaching
Dalam
setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan akhir yang diharapkan dapat
terwujud di akhir proses pembelajaran. Begitu juga dengan pembelajaran quantum
teaching memiliki tujuan pokok yang diharapkan dapat tercapai, antara lain :
a. Meningkatkan
partisipasi siswa melalui pengubahan keadaan.
b. Meningkatkan
motivasi dan minat belajar.
c. Meningkatkan
daya ingat.
d. Meningkatkan
rasa kebersamaan.
e. Meningkatkan
daya dengar.
f. Meningkatkan
kehalusan perilaku (Kosasih & Sumarna,2013:94).
7.
Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran Quantum
Teaching
a. Kelebihan
Pembelajaran Quantum Teaching
Setiap
model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dalam prosesnya begitu juga dengan
model pembelajaran quantum teaching.
Adapun kelebihannya antara lain :
1) Dapat
membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang
sama.
2) Karena
quantum teaching lebih melibatkan
siswa, saat proses pembelajaran perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal
yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati
secara teliti.
3) Karena
gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan
yang banyak.
4) Proses
pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5) Siswa
didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan
dapat mencoba melakukannya sendiri.
6) Karena
model pembelajaran quantum teaching membutuhkan
kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk
belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap
harinya.
7) Pelajaran
yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa
(Shoimin,2014:145).
b. Kekurangan
Pembelajaran Quantum Teaching
Selain
kelebihan, pembelajaran quantum teaching
juga memiliki kekurangan. Kekurangannya anatar lain :
1) Model
ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu
yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran
lain.
2) Fasilitas
seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan
baik.
3) Karena
dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa, baik
berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian, dll dapat mengganggu kelas lain.
4) Banyak
memakan waktu dalam hal persiapan.
5) Model
ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang hal itu,
proses pembelajaran tidak akan efektif.
6) Agar
belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan
ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu
diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana
mestinya(Shoimin,2014:146).
0 komentar:
Posting Komentar