Subscribe:

Jumat, 10 April 2015

Model Pembelajaran Quantum Teaching



1.      Pengertian Quantum Teaching
Quantum teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori belajar seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intellegences (Gardner), Neuro-Linguistic Programing (Grinder dan Bandler), Socratic Inquiry, Cooperative Learnig (Johson dan Johnson), dan Elements of Effective Instruction (Hunter) (DePorter,2014:32).
2.      Landasan Pembelajaran Quantum Teaching
Azas utama yang digunakan dalam pembelajaran quantum teaching yaitu “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita kedunia mereka”.
3.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran Quantum Teaching
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a.         Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari ketas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran semuanya mengirim tentang pesan belajar.
b.         Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai tujuan tanpa terkecuali harus mempunyai tujuaa–tujuan yang jelas dan terkontrol. Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik.
c.         Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
d.        Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung risiko.belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan.pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e.         Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan
Perayaan adalah sarana pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (Deporter,2014:36).
4.      Strategi Pembelajaran Quantum Teaching
Bobby DePorter mengembangkan strategi pembelajaran quantum teaching melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
a.       Tumbuhkan
Tumbuhkan yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar. Motivasi adalah suatu variabel untuk menimbulkan, membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju sasaran pembelajaran (Sagala dalam Kosasih & Sumarna,2013:89). Kemudian siswa dapat memahami Apa Manfaat Bagiku (AMBAK). AMBAK adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan sebab-akibat suatu keputusan (DePorter,2010:49).
b.      Alami
Maksudnya berikan pengalaman nyata kepada peserta didik untuk mencoba. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya melihat tetapi ikut beraktivitas.
c.       Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan metode lainnya. Penamaan untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan.
d.      Demonstrasikan
Sediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lainnya yang memahami atau ahli dalam upaya bahasan yang harus didemonstrasikan (Sumantri dalam Kosasih & Sumarna,2013:90).
e.       Ulangi
Beri kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya, sehingga setiap peserta didik merasakan langsung di mana kesulitan akhirnya mendatangkan kesuksesan, kami bisa dan memang bisa. Dengan adanya pengulangan maka akan memperkuat koneksi saraf (Sugiyanto dalam Kosasih & Sumarna,2013:91).
f.       Rayakan
Maksudnya sebagai respon pengakuan yang baik. Dengan merayakan setiap hasil yang didapatkan oleh peserta didik yang dirayakan akan menambah kepuasan dan kebanggaan pada kemampuan pribadi dan pemupukan percaya diri pada diri masing-masing peserta didik (Kosasih & Sumarna,2013:91).
5.      Langkah-langkah model pembelajaran Quantum Teaching
Dalam pembelajaran quantum teaching memiliki langkah-langkah yang harus dimiliki dan diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar dikelas agar hasil dari model tersebut dapat terlihat hasilnya. Langkah-langkah model quantum teaching antara lain :
a.       Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur,  jadi pendengar yang baik, dan selalu gembira (tersenyum).
b.      Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan atau menggembirakan. Ini karena “learning is most effective when it’s fun”. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik.
c.       Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bisa membawa kegembiraan.
d.      Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajar.
e.       Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis musik lain untuk bersenang-senang dan jeda selama pembelajaran.
f.       Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku sumber belajar lainnya dan buku yang bisa dipinjam dari perpustakaan. Tidak diperkenankan guru mencatat/menyuruh siswa untuk mencatat pelajaran di papan tulis.
g.      Dalam melakukan penilaian guru harus berorientasi pada acuan/patokan, ketuntasan belajar dan variasi metode penelitian(Shoimin,2014:142).
6.      Tujuan Pembelajaran Quantum Teaching
Dalam setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan akhir yang diharapkan dapat terwujud di akhir proses pembelajaran. Begitu juga dengan pembelajaran quantum teaching memiliki tujuan pokok yang diharapkan dapat tercapai, antara lain :
a.       Meningkatkan partisipasi siswa melalui pengubahan keadaan.
b.      Meningkatkan motivasi dan minat belajar.
c.       Meningkatkan daya ingat.
d.      Meningkatkan rasa kebersamaan.
e.       Meningkatkan daya dengar.
f.       Meningkatkan kehalusan perilaku (Kosasih & Sumarna,2013:94).
7.      Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Quantum Teaching
a.       Kelebihan Pembelajaran Quantum Teaching
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dalam prosesnya begitu juga dengan model pembelajaran quantum teaching. Adapun kelebihannya antara lain :
1)      Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
2)      Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3)      Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
4)      Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5)      Siswa didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
6)      Karena model pembelajaran quantum teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
7)      Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa (Shoimin,2014:145).
b.      Kekurangan Pembelajaran Quantum Teaching
Selain kelebihan, pembelajaran quantum teaching juga memiliki kekurangan. Kekurangannya anatar lain :
1)      Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2)      Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3)      Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian, dll dapat mengganggu kelas lain.
4)      Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5)      Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6)      Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya(Shoimin,2014:146).

0 komentar:

Posting Komentar