Secara
dikotomis, kita dapat membedakan tulisan atas dua jenis, yaitu fiksi dan
nonfiksi. Contoh fiksi, yaitu cerpen, novel, dan naskah drama. Sedangkan contoh
nonfiksi, yaitu makalah, artikel dalam jurnal, artikel berita dalam surat
kabar, dan laporan penelitian. Dari contoh tersebut kita dapat mengatakan bahwa
fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-imanjinatif penulisnya yang berupa karya
tulis yang biasanya digolongkan ke dalam tulisan kesastraan. Nonfiksi merupakan
hasil kegiatan penulisan yang mengandalkan logika dan pengamatan penulisnya.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan nonfiksi cenderung bersifat
logis dan empiris.
A.
Merencanakan Tulisan Fiksi
Tulisan fiksi adalah hasil kegiatan kreatif dan imajinatif
penulisnya. Kalaupun terdapat fakta-fakta yang disajikan didalamnya,
fakta-fakta itu hanyalah hasil imanjinasi penulisnya. Mungkin juga tulisan itu
diciptakan berdasarkan pengamatan terhadap fakta-fakta itu hanya dijadikan
sebagai sumber inspirasi. Setelah diramu menjadi suatu tulisan fiksi, apakah
berbentuk cerpen, novel, atau naskah drama, fakta-fakta empiris itu berubah
menjadi fakta imajinatif.
Pada umumnya, proses penulisan fiksi yang
dilakukan setiap pengarang tidaklah sama. Ada yang mengatakan bahwa
kadang-kadang sebuah inspirasi muncul secara tiba-tiba. Ada pula inspirasi itu
sengaja dicari dengan cara bepergian ke berbagai sudut desa dan kota, dengan
menuruni lembah dan ngarai, mengarungi sungai dan lautan, dan ada pula yang
mencari inspirasi untuk menulis fiksi dengan cara menekuni berbagai bahan
basaan di perpustakaan.
Hal yang sama yang ditempuh oleh penulis
fiksi adalah mereka membuat catatan-catatan mengenai peristiwa-persitiwa dan
kesan-kesan imajinatif yang muncul dalam kepalanya. Selanjutnya, peristiwa
–peristiwa dan kesan – kesan imajinatif itu dirangkaikan menjadi sebiah
synopsis atau sebuah ringkasan cerita. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa
penulisan sebuah fiksi dimulai dengan penulisan sebuah synopsis cerita.
Setelah sebuah synopsis terwujud, lalu si
penulis dapat meramunya menjadi sebuah cerita pendek, sebuah novel ataukah
meramunya mennjadi babak-babak drama.
B.
Merencanakan Tulisan Nonfiksi
Pada tahap perencanaan, antara lain seorang penulis harus melakukan
pemilihan terhadap topik karangan, merumuskan tujuan karangan, dan menulis
kerangka karangan.
1.
Pemilihan Topik
Langkah pertama dalam perancanaan sebuah karangan adalah memilih
topik karangan. Ada beberapa kriteria yang dapat dipakai dalam pemilihan topic
karangan. Berikut ini dikemukakan satu per satu kriteria tersebut.
Kriteria pertama, topic
yang dipih untuk ditulis hendaklah yang menarik bagi penulis itu sendiri dan
dikuasai betul oleh penulis. Bayangkan bila topic yang dipih tidak menarik bagi
penulis, pekerjaan manulis pastilah menjadi sangat membosankan. Kemudian,
apabila topik yang dipili tidak begitu dikuasai maka sudah tentu tulisan yang
disusun pasti tidak dapat dikembangkan dengan baik atau dangkal isinya. Oleh
karena itu, topic yang kita pilih untuk ditulis haruslah menarik bagi kita dan
kita kuasai substansinya.
Kriteria kedua, topik yang
dipilih hendaklah aktual, sedang hangat dibicarakan atau sangat diperlukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembaca sasaran. Apabila topic yang
kita pilih untuk sesuatu yang sudah basi, tentu tidak ada yang akan membacanya.
Sebaliknya, bila topik yang kita pilih untuk ditulis adalah sesuatu masalah
yang sedang dihadapi masyarakat pembaca maka tentu akan banyak yang menyukai
tulisan kita sehingga akan banyak pembacanya. Apa gunanya sesuatu tulisan
apabila tidak ada yang membacanya.
Kriteria ketiga, bahan-
bahan yang kita perlu untuk menulis sehubungan dengan topik yang kita pilih
tersedia atau dapat dijangkau. Misalnya, data atau informasi yang kita perlukan
untuk menulis berkenaan dengan topik tersebut dapat diperoleh dalam batas waktu
dan sumber dana yang tersedia. Kita akan mengalami kesulitan dalam menulis
apabila data atau informasi yang diperlukan untuk mengembangkan tulisan kita
berada jauh, misalnya di kutub utara, sedangkan waktu dan dana yang tersedia,
tidak mencukupi untuk itu. Jadi, dalam pemilihan topic ,pertimbangan aspek
keterjangkauan terhadap data dan informasi yang kita perlukan.
Kriteria keempat, topic
yang kita pilih hendaklah sesuai cakupan ruang lingkupnya dengan waktu dan
sumber dana yang tersedia. Jadi, jangan terlalu luas dan jangan pula terlalu
sempit. Dalam menentukan ruang lingkup topic, kita dapat dengan menggunakan
diagram, misalnyaseperti berikut.
Jadi, melalui diagram
tersebut, kita dapat melihat ruang lingkup topic pendidikan. Setelah mencermati diagram tersebut, kita pun harus
bertanya-tanya pada diri sendiri, dengan waktu dan dana yang tersedia,
sanggupkah menulis sebuah artikel atau buku dengan topik pendidikan? Kalau
tidak memungkinka, kita harus mempersempit ruang lingkup tulisan kita dengan
memilih salah satu aspek dari topik pendidikan tersebut yang akhirnya kita
harus memilih subtopic, yaitu hubungan
konsep diri dengan prestasi belajar siswa.
2.
Perumusan Tujuan
Setelah topik tulisan dipilih, kita harus merumuskan tujuan tulisan
kita. Dengan tulisan yang akan disusun, kita dapat bermaksud member pengetahuan
atau penjelasan kepada pembaca menyangkut topik yang telah kita pilih. Mungkin
pula tujuan yang ingin dicapai dalam menulis adalah berupaya mempengaruhi sikap
pembaca atau kita menginginkan pembaca melakukan suatu tindakan sehubungan
dengan topik yang kita tulis. Tujuan yang kita rumuskan akan berpengaruh
terhadap kerangka karanagn yng akan kita susun serta terhadap jenis data atau
infoemasi yang kita perlukan dalam menulis.
Sebagai contoh, berikut ini
dikemukakan topik karangan serta perumusan tujuan penulisan.
Topik : Hubungan antara
konsep diri fisik dengan prestasi belajar
Tujuan :Melalui tulisan yang bersifat argumentatif, penulis bermaksud
menjelaskan hubungan antara konsep diri fisik dengan prestasi belajar, serta
perlunya bimbingan mengenai konsep diri bagi para siswa yang sedang berada pada
masa puber.
3.
Penulisan Kerangka Karangan
Kerangka karangan perlu ditulis sebagai bagian dari perencanaan
karangan. Penulisan kerangka karangan bermanfaat terutama sebagai pedoman bagi
penulis agar tidak ke luar dari topic dan tujuan penulisan yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Selain itu, kerangka karanagn merupakan panduan bagi
penulis dalam penentuan struktur karangan serta dalam pengumpulan bahan bagi
karangan.
Ada 2 cara penulisan kerangka karangan. Cara pertama adalah dengan mendaftarkan seluruh subtopik dari topik yang
telah dipilih, kemudian memilah-milah, mengelompokkan dan menyusun nya menjadi
suatu struktur kerangka tertentu. Cara ini biasanya dipakai oleh para penulis
pemula. Selnajutnya, cara kedua,
penulis langsung menentukan subtopik apa yang perlu ditulis dan langsung
mengurutkannya. Kemudian, setiap subtopik tersebut diperinci lagi sesuai dengan
keperluan penulisan. Berikut ini disajikan contohnya sebuah kerangka karangan.
Topik : Hubungan Konsep Diri dengan
Prestasi Belajar
Tujuan: Agar pembaca memahami hubungan
konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas 2 SMP dan dapat aktif member
bimbingan terhadap siswa yang memiliki konsep diri rendah.
Kerangka
Karangan
- Konsep Diri
1.1 Konsep diri akademik
1.2 Konsep diri fisik
- Prestasi Belajar
2.1 Prestasi belajar secara umum
2.2 Prestasi belajar tiap bidang studi
- Hubungan konsep diri dengan prestasi belajar
3.1 Hubungan konsep diri akademik dengan prestasi belajar
3.2 Hubungan konsep diri fisik dengan prestasi belajar
- Upaya-upaya pembimbingan yang dapat dilakukan
4.1 Bimbingan kelompok
4.2 Bimbingan individual
0 komentar:
Posting Komentar