BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Morfologi adalah cabang linguistik
yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai
satuan gramatikal. Morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Bentuk kata adalah suatu hal yang penting dalam pembentukan sebuah
kalimat dan dari sebuah kata terdapat sebuah makna yang harus dipahami peserta
didik. Walaupun morfoogi bukan suatu standar kompetensi, tetapi morfologi juga
bisa menentukan ketrampilan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara, maka
dari itu morfologi amatlah penting bagi kesuksesan standar kompetensi yang ada
di SD.
Rumusan masalah
- Kurangnya perhatian terhadap penggunaan kata yang baku
- Kurangnya perhatian guru untuk menjelaskan pembentukan suatu kata baik morfem bebas maupun terikat.
- Siswa kurang mengerti akan makna akan sebuah makna dan artinya baik morfem bebas maupun morfen terikat.
Tujuan Makalah
- Supaya dapat memahami dan melaksanakan keterampilan dalam bentuk keberhasilan berbicara, mendengar, menulis dan membaca.
- Memahami makna dan arti kata baik morfem terikat maupun bebas.
- Mengerti pembentukan suatu kata
- Mengerti macam-macam kata
BAB II
PEMBAHASAN
Morfologi
Pengertian.
Bidang linguistik atau tata bahasa yang mempelajari
kata dan proses pembentukan kata secara gramatikal disebut morfologi. Dalam
beberapa buku tata bahasa, morfologi dinamakan juga tata bentukan.
Satuan ujaran yang mengandung makna (leksikal atau
gramatikal) yang turut serta dalam pembentukan kata atau yang rnenjadi bagian
dari kata disebut morfem.Berdasarkan potensinya untuk dapat berdiri sendiri
dalam suatu tuturan, rnorfem dibedakan atas dua macam yaitu :
1.
Morfem
terikat, morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, sehingga
harus selalu hadir dengan rnengikatkan dirinya dengan modem bebas lewat proses
morfologs, atau proses pembentukan kata, dan
2.
Morfem bebas,
yang secara potensial mampu berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal
menduduki satu fungsi dalam kalimat.
Dalam bahasa Indonesia morfem bebas
disebut juga kata dasar. Satuan ujaran seperti buku, kantor, arsip, uji, ajar,
kali, pantau, dan liput rnerupakan modem bebas atau kata dasar; sedang me-,
pe-, -an, ke - an, di-, ,swa-, trans-, -logi, -isme merupakan morfem terikat.
Sebuah morfem, jika bergabung dengan morfem lain, seting mengalami perubahan. Misalnya, morfem terikat me dapat berubah menjadi men-, mem-, meny-, menge-, dan menge- sesuai dengan lingkungan yang dimasuki. Variasi modem yang terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alomor.
Sebuah morfem, jika bergabung dengan morfem lain, seting mengalami perubahan. Misalnya, morfem terikat me dapat berubah menjadi men-, mem-, meny-, menge-, dan menge- sesuai dengan lingkungan yang dimasuki. Variasi modem yang terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alomor.
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari
suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Sebelum diuraikan lebih lanjut tentang ketiga proses
morfologis di atas perlu ditegaskan terlebih dahulu tiga istilah pokok dalam
proses ini, Yaitu kata dasar, bentuk dasar, dan unsur langsung.
Kata dasar :
Kata yang belum berubah, belum
mengalami proses morfologis, baik berupa proses penambaban imbuhan, proses
pengulangan, rnaupun proses pemajemukan.
Bentuk dasar :
Bentuk yang menjadi dasar dalam
proses morfologis, dapat benupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan dapat
pula berupa kata majemuk.
Unsur langsung :
Bentuk dasar dan imbuhan yang
membentuk kata jadian.
Afiksasi (Penambahan Imbuhan).
Dalam tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan,
yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar.
Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal
seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan.
Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi.
Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi.
Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. seperti
ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-,adalah
prefiks atau awalan. Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperfi
-em, -er-, -el-, di-sebut infiks atau sisipan. Yang
terletak di akhir kata dasar, seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if dan
lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran. Gabungan prefiks dan sufiks yang
membenluk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak
seperti : ke-an pada
kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pe-an
seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan per-an
sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan
konfiks.
Ingat, karena konfiks sudah membentuk satu kesaman,
maka harus tetap dihitung satu morfem. Jadi kata pemberhentian dihitung tiga
morfem, bukan empat, Bentuk dasarnya henti, satu morfem, mendapat prefiks ber-,
satu morfem, dan mendapat konfiks pe-an yang juga dihitung Satu morfem, maka
semuanya tiga morfem. Fungsi dan Arti Afiks
Tidak semua afiks dibicarakan di sini. Yang akan dibahas hanya afiks-afiks yang memiliki frekuensi kemunculan dalam soal-soal tinggi.
Tidak semua afiks dibicarakan di sini. Yang akan dibahas hanya afiks-afiks yang memiliki frekuensi kemunculan dalam soal-soal tinggi.
1.
Prefiks me-,
Berfungsi membentuk kata kerja atau
verba. Prefiks ini mengandung arti struktural.
a. 'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh:
menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis,
mencatat.
b. 'membuat jadi atau menjadi' contoh :
menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun,
menghijau, menua
c. mengerjakan dengan alat' contoh :
mengetik, membajak, mengail mengunci, mengetam
d. berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai' contoh:
membujang, menjanda, membabi buta
e. mencari atau mengumpulkan' contoh :
e. mencari atau mengumpulkan' contoh :
mendamar, merotan.
f. dll.
2.
Prefiks ber,
berfungsi
membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri)
Prefiks ini mengandung arti :
- 'mempunyai' contoh :
bernama,
beristri, beruang, berjanggut
b. 'memakai'
contoh :
berbaju
biru, berdasi, berbusana.
melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)'
contoh : berhias, bercukur, bersolek
d. 'berada dalam keadaan' contoh :
d. 'berada dalam keadaan' contoh :
bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria,
berleha-leha.
- 'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok) contoh :
bergelut,
bertinju bersalaman, berbalasan.
f. dll.
3.
Prefiks pe-, berfungsi membentuk kata benda.(dan kata
kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri). Prefiks ini mendukung makna
gramatikal :
a.
'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar
contoh : penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar,
penyuruh, penambang.
b.
'alat untuk me...' contoh :
perekat, pengukur,
penghadang, penggaris
c.
'orang yang gemar' contoh :
penjudi,
pemabuk, peminum, pencuri pecandu, pemadat.
d.
'orang yang di ...' contoh :
petatar,
pesuruh.
e.
'alat untuk ...' contoh :
perasa,
penglihat, penggali.
f. dll.
4. Prefiks
per-, befungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti :
a. 'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
b. 'membuat Iebih' contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
c. `menbagi jadi' contoh: pertiga, persembilan dll.
a. 'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
b. 'membuat Iebih' contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
c. `menbagi jadi' contoh: pertiga, persembilan dll.
5. Prefiks
di-, berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif, contoh :
diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.
diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.
6. Prefiks
ter-, berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang
dimiliki antara lain ialah :
a. ' dalam keadaan di ' contoh :
terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
b. ' dikenai tindakan secara tak sengaja ', contoh :
tertinju, terbawa, terpukul.
c. ' dapat di- ', contoh :
terangkat, termakan, tertampung.
d. ' paling (superlatif) ', contoh :
terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
e. dll.
a. ' dalam keadaan di ' contoh :
terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
b. ' dikenai tindakan secara tak sengaja ', contoh :
tertinju, terbawa, terpukul.
c. ' dapat di- ', contoh :
terangkat, termakan, tertampung.
d. ' paling (superlatif) ', contoh :
terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
e. dll.
7. Prefiks
ke-, berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata
benda, dan kata kerja.
Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ... kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.
Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ... kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.
8. Sufiks
-an, berfungsi membentuk kata benda.
Prefiks ini mengandung arti :
a. ' hasil ' atau ' akibat dari me- ' contoh :
tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan,tinjauan, masukan.
b. ' alat untuk melakukan pekerjaan ' contoh :
timbangan, gilingan, gantungan.
c. ' setiap ' contoh :
harian, bulanan, tahunan, mingguan.
d. ' kumpulan ', atau ' seperti ', atau ' banyak ' contoh :
lautan, durian, rambutan.
e. dll.
Prefiks ini mengandung arti :
a. ' hasil ' atau ' akibat dari me- ' contoh :
tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan,tinjauan, masukan.
b. ' alat untuk melakukan pekerjaan ' contoh :
timbangan, gilingan, gantungan.
c. ' setiap ' contoh :
harian, bulanan, tahunan, mingguan.
d. ' kumpulan ', atau ' seperti ', atau ' banyak ' contoh :
lautan, durian, rambutan.
e. dll.
9. Konfiks
ke-an, berfungsi membentuk kata benda abstrak, kata sifat, dan kata kerja
pasif. Konfiks ini bermakna :
a. ' hal tentang ' contoh :
kesusastraan, kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan, kelaziman.
b. ' yang di...i ' contoh :
kegemaran ' yang digemari ', kesukaan ' yang disukai ', kecintaan ' yang dicintai '..
c. ' kena ', atau ' terkena ' contoh :
kecopetan, kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
d. ' terlalu 'contoh :
kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
e. ' seperti ' contoh :
kekanak-kanakan, kemerah-merahan.
f. dll.
a. ' hal tentang ' contoh :
kesusastraan, kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan, kelaziman.
b. ' yang di...i ' contoh :
kegemaran ' yang digemari ', kesukaan ' yang disukai ', kecintaan ' yang dicintai '..
c. ' kena ', atau ' terkena ' contoh :
kecopetan, kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
d. ' terlalu 'contoh :
kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
e. ' seperti ' contoh :
kekanak-kanakan, kemerah-merahan.
f. dll.
10. Konfiks
pe-an, berfungsi membentuk kata benda. Arfi konfiks ini di antaranya ialah :
a. ' proses ' contoh :
pemeriksaan ' proses memeriksa ',
penyesuaian ' proses menyesuaikan ',
pelebaran ' proses melebarkan '.
b. ' apa yang di- ' contoh :
pengetahuan ' apa yang diketahui ',
pengalaman ' apa yang dialami ' ,
pendapatan ' apa yang didapat '
c. dll.
a. ' proses ' contoh :
pemeriksaan ' proses memeriksa ',
penyesuaian ' proses menyesuaikan ',
pelebaran ' proses melebarkan '.
b. ' apa yang di- ' contoh :
pengetahuan ' apa yang diketahui ',
pengalaman ' apa yang dialami ' ,
pendapatan ' apa yang didapat '
c. dll.
11. Konfiks
per-an, befungsi membentuk kata benda. Arti konfiks ini ialah :
a. ' perihal ber- ' contoh :
persahabatan ' perihal bersahabat ',
perdagangan ' perihal berdagang ',
perkebunan ' perihal berkebun ',
pertemuan ' perihal bertemu '.
b. ' tempat untuk ber- ' contoh :
perhentian, perburuan persimpangan, pertapaan.
c. ' apa yang di ' contoh :
pertanyaan, perkataan.
d. dll.
Afiks Produktif dan Afiks Improduktif
Afiks produktif ialah afiks yang mampu menghasilkam terus dan dapat digunakan secara teratur membentuk unsur-unsur baru.
Yang termasuk afiks produktif ialah :
me-, di-, pe-, ber-, -an, -i, pe-an, per- an, dan ke-an.
Sedangkan yang termasuk afiks improduktif ialah :
sisipan -el-, -em-, er-, atau akhiran -wati,
Afiks Serapan
Untuk memperkaya khazanah bahasa Indonesia, kita menyerap unsur-unsur dari bahasa daerah dan bahasa asing. Conloh afiks serapan :
1. dwi- :
dwlingga, dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi.
2. pra- :
praduga, prasangka, prasejarah, prasarana, prakiraan, prasaran, prabakti, prasetia, prawacana, prakata.
3. swa- :
swalayan. swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta.
4. awa- :
awamang, awagas, awabau, awaracun, awalengas.
5. a-, ab- :
asusila, amoral, ateis, abnormal.
6. anti- :
antipati, antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptik
7. homo- :
homogen, homoseks, homofon, homonim, homograf, homorgan.
8. auto- : autodidak, autokrasi, autobiografi, automobil, autonomi.
9. hipo- :
Hiponim,hipotesis, hipokrit, hipovitaminosis.
10. poli- :
polisemi, poligami, poliandri, polisilabis, poliklinik
11. sin- :
sintesis, sinonim, sintaksis, sinkronis, simpati, simposium
12. tele- :
telepon, telegraf, telegram, telepati, teleskop, teleks.
13. trans- :
transaksi, transisi, transportasi, transkripsi, transmisi, transliterasi, transfirmasi, transmigrasi,transfer, transitif.
14. inter- :
interaksi, interelasi, interupsi, internasional, intersuler, intermeso, interlokal, dan lain - lain.
15. isasi- :
modernisasi, tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dan lain-lain
Reduplikasi (Pengulangan)
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut :
1. Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar ; ada dua. macam :
a. Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga :
ibu-ibu, buku-buku, murid-murid
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan :
ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan
2. Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya :
reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut
Di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.
3. Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi :
sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain.
4. Kata ulang berimbuhan :
berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.
5. Kata ulang semu ( bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan atau redupikasi ) :
laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek
Arti Reduplikasi
Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut:
1. 'Jamak'
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran.
2. 'intensitas kualitatif'
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus.
3. 'intensitas kuantitatif'
Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.
4. 'intensitas frekuentatif'
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.
5. 'melemahkan'
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang.
6. 'bermacam-macam'
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu.
7. 'menyerupai'
Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan.
8. 'resiproks (saling)'
Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu berpukul-pukulan setelah cekcok mulut
9. 'dalam keadaan'
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup.
10. 'walaupun meskipun'
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu.
11. 'perihal'
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai.
12. 'seenaknya, semaunya atau tidak serius'
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar.
13. 'tindakan untuk bersenang-senang'
Mereka makan-makan di restoran tadi malam
Komposisi
Komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh : kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur.
Gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan makna baru disebut frase, contoh: sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar.
Jenis kata Majemuk
1. Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh :
tua muda, laki bini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat dan baik buruk
2. Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur yang lain. Jenis kata majemuk itu bersifat endosentris, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh konstruksi, contoh :
kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.
Kelas Kata
Kata ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal, dan yang dapat berdiri sendiri serta dapat dituturkan sebagai bentuk bebas.
Ada dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis, dan kata jadian, yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis.
Yang termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiri atas satu morfem, sedangkan kata Jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga kata kompleks.
Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya:
la tidak belajar. Ia bukan pelajar. Ia agak tinggi.
Ia tidak membaca. Ia bukan pemalas. Ia lebih tinggi.
la tidak bekerja. Ia bukan guru. Ia paling tinggi.
Kata belajar, membaca, bekerja mempunyai perilaku sama, dan karena itu ketiga kata tersebut dikelompokkan menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda dari kata belajar; terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah kata tidak. Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbeda dari kata tinggi; terbukti bahwa kedua kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau paling.
Berdasarkan perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, dan bekerja dikelompokkan ke dalam satu kelas kata kerja. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke dalam kelas kata benda. Sedang kata-kata yang sama dengan kata tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas kata sifat. Selain ketiga kelas tersebut terdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas .
Kata Benda
Kata benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yang diperluas dengan frase yang + kata sifat. Misalnya :
• bunga yang indah,
• sekretaris yang terampil,
• guru yang bijaksana,
• siswa yang cendekia,
• Tuhan yang Maha Esa,
• udara yang segar,
• persoalan yang rumitl,
• perjanjian yang gagal,
• keadilan yang rapuh.
Semua kata yang tercetak miring adalah nomina.
Dalam sebuah wacana, sering kata benda diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya:
"Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama".
yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi:
"Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat yang sama'.
Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.
Dalam tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
1. Kata benda abstrak,seperti kejujuran.
2. Kata benda konkret, misalnya gedung.
3. Kata benda nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf kapital, misalnya Amir Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas, keluarga.
Selanjutnya kata ganti juga dibedakan atas beberapa subkelas :
1. Kata ganti orang : dia, mereka, engkau, saudara, anda.
2. Kata ganti tunjuk : ini, itu.
3. Kata ganti hubung: yang, tempat, serta.
4. Kata ganti tanya : apa, siapa, kapan, berapa.
Kata Kerja
adalah Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan + kata sifat, misalnya :
• membaca dengan lancar,
• belajar dengan sungguh-sungguh,
• berpakaian dengan rapi,
• makan dengan lahap,
• berjalan dengan santai,
• tidur dengan nyenyak,
Kata kerja atau verba dibedakan atas :
1. Kata kerja transitif,
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh :
membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.
Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan. Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang keuangan" tidak benar atau rancu. Kalimat di atas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang.
2. Kata kerja transitif ganda,
ialah kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam kalimat
a. Ayah membelikan adik sepeda mini;
b. Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
3. Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek, contoh :
berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
4. Kata kerja reflektif,
yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh :
bersolek, berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
5. Kata kerja resiproks,
yang menunjukkan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling, contoh :
bergelut, berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memuku,l surat-suratan, senggol-senggolan.
Sehubungan dengan kata kerja ini, kita sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata saling di depan kata kerja ini, misalnya:
saling tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju.
Semua bentuk pengungkapan tersebut salah atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling menggandeng, saling meninju.
6. Kata kerja instrumental,
yang menunjuk sarana perbuatan :
mengetik, bermotor, bersepeda, membajak, dan mengetam.
7. Kata kerja aktif,
yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-, contoh :
menyanyi, mengungkit, berdebat, dan bermalam.
8. Kata kerja pasif,
yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan berimbuhan ke- an. contoh :
dibahas, diminati, diulang, terpukul, tertindas, kecopetan.
Kata kerja yang menduduki fungsi predikat disebut kata kerja finit (predikatif), sedang kata kerja yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai kata benda, yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan kata kerja infinit (substantiva). Misalnya dalam kalimat :
Belajar itu penting dan la belalar membaca. Belajar dan membaca adalah verba lnfinit.
Kata Sifat
Semua kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil bentuk se-reduplikasi-nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva, contoh :
lebih cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnya
lebih bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknya
lebih bahagia, tua sekali, sangat pandai, sejelek-jeleknya
paling menarik, cantik sekali, kurang berharga, seteliti-telitinya
Kata sifat dikatakan berfungsi atributif jika digunakan untuk menjelaskan kata benda, dan kata sifat tersebut bersama-sama dengan kata bendanya membentuk frase nominal. Jika digunakan sebagai predikat sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif Perhatikan contoh berikut :
(1) Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4.
(2) Buku itu baru.
Kata baru dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam kalimat (2) berfungsi predikatif.
Kata Tugas
Kata yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dll. dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas ialah :
(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang,
secepat-cepatnya
1. Ciri - ciri Kata Tugas
1. Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
2. Tidak, pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi.
Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
3. Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan contoh di bawah ini :
a. Herman sedang mandi
b. Herman sudah mandi
c. Herman belum mandi
d. Herman akan mandi
e. Herman selalu mandi
f. Herman pernah mandi
4. Jumlah kata tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup. Ini berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang terus berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.
2. Fungsi Kata Tugas
Fungsi kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
1. arah : di, ke, dati
2. pelaku perbuatan : oleh
3. penggabungan : dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan
4. kelangsungan : sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali
5. waktu : ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak
6. pemilihan : atau
7. pertentangan : tetapi, padahal, namun, walaupun, meskipun, sedangkan
8. pembandingan : seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada, mirip, persis
9. persyaratan : jika, asalkan,kalau,jikalau,sekiranya, seandainya, seumpama, asal
10. sebab : sebab, karena, oleh karena
11. akibat : hingga, sehingga, sampai-sampai, sampai, akibatnya
12. pembatasan : hanya, saja, melulu, sekadar, kecuali
13. pengingkaran : bukan, tidak, jangan
14. peniadaan : tanpa
15. penerusan : maka, lalu, selanjutnya, kemudian
16. penegasan : bahwa, bahwasanya, memang
17. derajat : agak, cukup, kurang, lebih, amat, sangat, paling
18. tujuan : agar, biar, supaya, untuk
19. peningkatan : makin, semakin, kian, bertambah
20. penyangsian : agaknya, kalau-kalau, jangan-jangan
21. pengharapan : moga-moga, semoga, mudah-mudahan, sudilah
22. orangan : sang, si, yang, para, kaum
23. menjelaskan : ialah, adalah, yaitu, yakni, merupakan
Kata tugas yang menyatakan hubungan arah di dan ke, yang merupakan kata yang penuh berdiri sendiri dan dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering dikacaukan dengan prefiks di- dan ke- yang harus digabung dengan bentuk dasarnya.
Perhatikan perbedaan berikut:
• di sini , ke sini, ditulisi, kedua
• di sana, ke samping, dikemukakan, kegemaran
• di dalam, ke luar daerah, dikelilingi, kekasih
• di bawah, ke Surabaya, dikeluarkan, kedalaman
• di luar kota, ke utara, diutarakan, keringanan
a. ' perihal ber- ' contoh :
persahabatan ' perihal bersahabat ',
perdagangan ' perihal berdagang ',
perkebunan ' perihal berkebun ',
pertemuan ' perihal bertemu '.
b. ' tempat untuk ber- ' contoh :
perhentian, perburuan persimpangan, pertapaan.
c. ' apa yang di ' contoh :
pertanyaan, perkataan.
d. dll.
Afiks Produktif dan Afiks Improduktif
Afiks produktif ialah afiks yang mampu menghasilkam terus dan dapat digunakan secara teratur membentuk unsur-unsur baru.
Yang termasuk afiks produktif ialah :
me-, di-, pe-, ber-, -an, -i, pe-an, per- an, dan ke-an.
Sedangkan yang termasuk afiks improduktif ialah :
sisipan -el-, -em-, er-, atau akhiran -wati,
Afiks Serapan
Untuk memperkaya khazanah bahasa Indonesia, kita menyerap unsur-unsur dari bahasa daerah dan bahasa asing. Conloh afiks serapan :
1. dwi- :
dwlingga, dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi.
2. pra- :
praduga, prasangka, prasejarah, prasarana, prakiraan, prasaran, prabakti, prasetia, prawacana, prakata.
3. swa- :
swalayan. swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta.
4. awa- :
awamang, awagas, awabau, awaracun, awalengas.
5. a-, ab- :
asusila, amoral, ateis, abnormal.
6. anti- :
antipati, antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptik
7. homo- :
homogen, homoseks, homofon, homonim, homograf, homorgan.
8. auto- : autodidak, autokrasi, autobiografi, automobil, autonomi.
9. hipo- :
Hiponim,hipotesis, hipokrit, hipovitaminosis.
10. poli- :
polisemi, poligami, poliandri, polisilabis, poliklinik
11. sin- :
sintesis, sinonim, sintaksis, sinkronis, simpati, simposium
12. tele- :
telepon, telegraf, telegram, telepati, teleskop, teleks.
13. trans- :
transaksi, transisi, transportasi, transkripsi, transmisi, transliterasi, transfirmasi, transmigrasi,transfer, transitif.
14. inter- :
interaksi, interelasi, interupsi, internasional, intersuler, intermeso, interlokal, dan lain - lain.
15. isasi- :
modernisasi, tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dan lain-lain
Reduplikasi (Pengulangan)
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut :
1. Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar ; ada dua. macam :
a. Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga :
ibu-ibu, buku-buku, murid-murid
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan :
ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan
2. Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya :
reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut
Di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.
3. Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi :
sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain.
4. Kata ulang berimbuhan :
berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.
5. Kata ulang semu ( bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan atau redupikasi ) :
laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek
Arti Reduplikasi
Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut:
1. 'Jamak'
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran.
2. 'intensitas kualitatif'
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus.
3. 'intensitas kuantitatif'
Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.
4. 'intensitas frekuentatif'
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.
5. 'melemahkan'
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang.
6. 'bermacam-macam'
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu.
7. 'menyerupai'
Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan.
8. 'resiproks (saling)'
Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu berpukul-pukulan setelah cekcok mulut
9. 'dalam keadaan'
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup.
10. 'walaupun meskipun'
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu.
11. 'perihal'
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai.
12. 'seenaknya, semaunya atau tidak serius'
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar.
13. 'tindakan untuk bersenang-senang'
Mereka makan-makan di restoran tadi malam
Komposisi
Komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh : kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur.
Gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan makna baru disebut frase, contoh: sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar.
Jenis kata Majemuk
1. Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh :
tua muda, laki bini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat dan baik buruk
2. Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur yang lain. Jenis kata majemuk itu bersifat endosentris, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh konstruksi, contoh :
kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.
Kelas Kata
Kata ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal, dan yang dapat berdiri sendiri serta dapat dituturkan sebagai bentuk bebas.
Ada dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis, dan kata jadian, yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis.
Yang termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiri atas satu morfem, sedangkan kata Jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga kata kompleks.
Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya:
la tidak belajar. Ia bukan pelajar. Ia agak tinggi.
Ia tidak membaca. Ia bukan pemalas. Ia lebih tinggi.
la tidak bekerja. Ia bukan guru. Ia paling tinggi.
Kata belajar, membaca, bekerja mempunyai perilaku sama, dan karena itu ketiga kata tersebut dikelompokkan menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda dari kata belajar; terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah kata tidak. Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbeda dari kata tinggi; terbukti bahwa kedua kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau paling.
Berdasarkan perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, dan bekerja dikelompokkan ke dalam satu kelas kata kerja. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke dalam kelas kata benda. Sedang kata-kata yang sama dengan kata tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas kata sifat. Selain ketiga kelas tersebut terdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas .
Kata Benda
Kata benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yang diperluas dengan frase yang + kata sifat. Misalnya :
• bunga yang indah,
• sekretaris yang terampil,
• guru yang bijaksana,
• siswa yang cendekia,
• Tuhan yang Maha Esa,
• udara yang segar,
• persoalan yang rumitl,
• perjanjian yang gagal,
• keadilan yang rapuh.
Semua kata yang tercetak miring adalah nomina.
Dalam sebuah wacana, sering kata benda diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya:
"Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama".
yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi:
"Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat yang sama'.
Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.
Dalam tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
1. Kata benda abstrak,seperti kejujuran.
2. Kata benda konkret, misalnya gedung.
3. Kata benda nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf kapital, misalnya Amir Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas, keluarga.
Selanjutnya kata ganti juga dibedakan atas beberapa subkelas :
1. Kata ganti orang : dia, mereka, engkau, saudara, anda.
2. Kata ganti tunjuk : ini, itu.
3. Kata ganti hubung: yang, tempat, serta.
4. Kata ganti tanya : apa, siapa, kapan, berapa.
Kata Kerja
adalah Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan + kata sifat, misalnya :
• membaca dengan lancar,
• belajar dengan sungguh-sungguh,
• berpakaian dengan rapi,
• makan dengan lahap,
• berjalan dengan santai,
• tidur dengan nyenyak,
Kata kerja atau verba dibedakan atas :
1. Kata kerja transitif,
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh :
membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.
Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan. Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang keuangan" tidak benar atau rancu. Kalimat di atas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang.
2. Kata kerja transitif ganda,
ialah kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam kalimat
a. Ayah membelikan adik sepeda mini;
b. Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
3. Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek, contoh :
berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
4. Kata kerja reflektif,
yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh :
bersolek, berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
5. Kata kerja resiproks,
yang menunjukkan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling, contoh :
bergelut, berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memuku,l surat-suratan, senggol-senggolan.
Sehubungan dengan kata kerja ini, kita sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata saling di depan kata kerja ini, misalnya:
saling tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju.
Semua bentuk pengungkapan tersebut salah atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling menggandeng, saling meninju.
6. Kata kerja instrumental,
yang menunjuk sarana perbuatan :
mengetik, bermotor, bersepeda, membajak, dan mengetam.
7. Kata kerja aktif,
yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-, contoh :
menyanyi, mengungkit, berdebat, dan bermalam.
8. Kata kerja pasif,
yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan berimbuhan ke- an. contoh :
dibahas, diminati, diulang, terpukul, tertindas, kecopetan.
Kata kerja yang menduduki fungsi predikat disebut kata kerja finit (predikatif), sedang kata kerja yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai kata benda, yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan kata kerja infinit (substantiva). Misalnya dalam kalimat :
Belajar itu penting dan la belalar membaca. Belajar dan membaca adalah verba lnfinit.
Kata Sifat
Semua kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil bentuk se-reduplikasi-nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva, contoh :
lebih cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnya
lebih bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknya
lebih bahagia, tua sekali, sangat pandai, sejelek-jeleknya
paling menarik, cantik sekali, kurang berharga, seteliti-telitinya
Kata sifat dikatakan berfungsi atributif jika digunakan untuk menjelaskan kata benda, dan kata sifat tersebut bersama-sama dengan kata bendanya membentuk frase nominal. Jika digunakan sebagai predikat sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif Perhatikan contoh berikut :
(1) Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4.
(2) Buku itu baru.
Kata baru dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam kalimat (2) berfungsi predikatif.
Kata Tugas
Kata yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dll. dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas ialah :
(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang,
secepat-cepatnya
1. Ciri - ciri Kata Tugas
1. Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
2. Tidak, pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi.
Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
3. Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan contoh di bawah ini :
a. Herman sedang mandi
b. Herman sudah mandi
c. Herman belum mandi
d. Herman akan mandi
e. Herman selalu mandi
f. Herman pernah mandi
4. Jumlah kata tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup. Ini berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang terus berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.
2. Fungsi Kata Tugas
Fungsi kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
1. arah : di, ke, dati
2. pelaku perbuatan : oleh
3. penggabungan : dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan
4. kelangsungan : sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali
5. waktu : ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak
6. pemilihan : atau
7. pertentangan : tetapi, padahal, namun, walaupun, meskipun, sedangkan
8. pembandingan : seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada, mirip, persis
9. persyaratan : jika, asalkan,kalau,jikalau,sekiranya, seandainya, seumpama, asal
10. sebab : sebab, karena, oleh karena
11. akibat : hingga, sehingga, sampai-sampai, sampai, akibatnya
12. pembatasan : hanya, saja, melulu, sekadar, kecuali
13. pengingkaran : bukan, tidak, jangan
14. peniadaan : tanpa
15. penerusan : maka, lalu, selanjutnya, kemudian
16. penegasan : bahwa, bahwasanya, memang
17. derajat : agak, cukup, kurang, lebih, amat, sangat, paling
18. tujuan : agar, biar, supaya, untuk
19. peningkatan : makin, semakin, kian, bertambah
20. penyangsian : agaknya, kalau-kalau, jangan-jangan
21. pengharapan : moga-moga, semoga, mudah-mudahan, sudilah
22. orangan : sang, si, yang, para, kaum
23. menjelaskan : ialah, adalah, yaitu, yakni, merupakan
Kata tugas yang menyatakan hubungan arah di dan ke, yang merupakan kata yang penuh berdiri sendiri dan dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering dikacaukan dengan prefiks di- dan ke- yang harus digabung dengan bentuk dasarnya.
Perhatikan perbedaan berikut:
• di sini , ke sini, ditulisi, kedua
• di sana, ke samping, dikemukakan, kegemaran
• di dalam, ke luar daerah, dikelilingi, kekasih
• di bawah, ke Surabaya, dikeluarkan, kedalaman
• di luar kota, ke utara, diutarakan, keringanan
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Morfologis
adalah bidang linguistik atau tata bahasa yang mempelajari kata dan proses
pembentukan secara gramatikal, morfem dibagi menjadi dua : morfem bebas dan
morfem terikat. Morfem bebas disebut juga kata dasar. Contoh : Buku, kantor,
arsip dsb. Morfem terikat ialah morfem yang terjadi karna pembentukan kata.
Contoh: me-, di-,-isme dsb. Proses morfologis adalah proses pembentukan kata
dari suatu bentuk dasar menjadi bentuk jadian. Proses morfologis antara lain:
Afiksasi (Pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), komposisi (majemuk).
Daftar
Pustaka
Widi.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar